Senyawa capsaicin di dalam cabai juga dapat melancarkan peredaran darah, membantu pembakaran kalori, dan mengurangi risiko penyakit jantung.
Namun, tentu saja sambal ini harus dikonsumsi dengan bijak. “Kalau terlalu banyak, bisa bikin perut sakit atau asam lambung naik. Jadi sebaiknya secukupnya saja,” kata dr. Hermawan, seorang dokter umum di Palembang.
Keberadaan sambal cengek di meja makan masyarakat Palembang seolah menjadi perekat rasa kebersamaan. Dari warung sederhana hingga restoran modern, sambal ini tetap hadir sebagai bumbu yang menyatukan cita rasa sekaligus identitas kuliner Palembang.
Pedasnya yang khas bukan hanya soal lidah, tapi juga menjadi bagian dari cerita panjang kuliner Sumatera Selatan yang kaya akan rempah. Tak heran jika sambal cengek kini semakin dilirik wisatawan kuliner yang datang ke Palembang, menjadikannya salah satu ikon kuliner yang patut dilestarikan.
Dengan begitu, sambal cengek tidak hanya sekadar sambal, melainkan juga warisan budaya kuliner Palembang yang terus hidup dari generasi ke generasi.