Mendagri Dorong Desain Besar Perlindungan Pekerja Migran

Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian (kiri) bertemu dengan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin di Kantor Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta-Foto: Antara-
JAKARTA – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menekankan pentingnya penyusunan grand design atau desain besar sebagai panduan nasional dalam melindungi pekerja migran Indonesia.
Menurutnya, langkah ini diperlukan agar kebijakan yang diambil lebih terarah, komprehensif, dan mampu mengoptimalkan potensi besar tenaga kerja migran di luar negeri.
“Potensi pekerja migran kita sangat besar, karena itu perlu ada desain besar sebagai panduan bersama,” ujar Tito saat menerima kunjungan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin beserta jajaran di Kantor Kemendagri, Jakarta, Rabu (8/10).
BACA JUGA:Karya Jurnalistik Masuk Revisi UU Hak Cipta
BACA JUGA:Kado Spesial Muchendi pada HUT ke-80 OKI: Peluang Kerja, Pangan Murah, Pajak Lega
Dalam pertemuan tersebut, kedua menteri membahas sejumlah isu strategis, mulai dari penguatan kelembagaan, sinkronisasi regulasi, hingga peningkatan kompetensi calon tenaga kerja migran.
Tito menilai, keberadaan desain besar akan mempermudah pemetaan peran seluruh pemangku kepentingan sejak tahap perekrutan, pelatihan, penempatan, hingga kepulangan pekerja migran ke tanah air.
Ia juga menyoroti perlunya memperkuat tata kelola lembaga P2MI agar lebih efektif. Optimalisasi Balai Latihan Kerja (BLK) milik pemerintah daerah disebut bisa menjadi rujukan dalam membangun sistem pelatihan yang seragam dan sesuai kebutuhan pasar global.
BACA JUGA:Ketua DPD RI: Budaya Melayu Harus Jadi Penuntun Generasi Muda Indonesia
BACA JUGA:Kajian Dampak Zero ODOL Rampung 2025
Selain itu, Mendagri mendorong peningkatan koordinasi lintas kementerian dan lembaga agar kebijakan perlindungan pekerja migran dapat dijalankan secara terpadu.
“Penguatan koordinasi dan pelibatan semua pihak menjadi kunci untuk membangun sistem perlindungan yang berkelanjutan,” jelasnya.
Tito juga menegaskan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) pekerja migran, terutama dalam penguasaan keterampilan dan bahasa asing.