7. Partai Amanat Nasional (PAN): 48 kursi.
8. Partai Demokrat: 44 kursi.
Bagi sepuluh partai politik yang tidak lolos ke parlemen, kegagalan ini menandai tantangan besar untuk eksistensi mereka dalam lanskap politik Indonesia.
Beberapa implikasi penting dari kegagalan ini antara lain:
1. Kehilangan Dana Partai
Salah satu konsekuensi langsung dari tidak lolosnya ke parlemen adalah hilangnya hak atas dana partai yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dana ini biasanya digunakan untuk mendukung operasional partai, termasuk kampanye dan kegiatan politik lainnya.
2. Penurunan Relevansi Politik
Dengan tidak adanya wakil di DPR RI, partai-partai ini akan kesulitan untuk berkontribusi dalam pembentukan kebijakan publik.
Hal ini dapat menyebabkan partai-partai tersebut kehilangan relevansi di mata pemilih.
3. Tantangan untuk Konsolidasi Internal
Kegagalan dalam pemilu sering kali memicu ketegangan internal di dalam partai, termasuk potensi perpecahan dan pergeseran kepemimpinan.
Partai-partai yang tidak lolos perlu melakukan evaluasi mendalam dan konsolidasi internal untuk memperbaiki kinerja mereka di masa mendatang.
4. Strategi ke Depan
Untuk bangkit dari kegagalan ini, partai-partai yang tidak lolos ke parlemen harus merumuskan strategi baru yang lebih efektif.
Ini mungkin mencakup restrukturisasi organisasi, revisi visi dan misi, serta peningkatan kampanye dan komunikasi dengan pemilih.