Kenaikan harga barang impor dapat memicu inflasi.
Meningkatnya biaya produksi akibat harga bahan baku impor yang lebih mahal bisa membuat produsen menaikkan harga jual produk mereka.
Konsumen akan merasakan beban tambahan dalam bentuk harga yang lebih tinggi untuk berbagai kebutuhan sehari-hari.
3. Beban Utang Luar Negeri
Melemahnya rupiah juga akan meningkatkan beban pembayaran utang luar negeri, terutama yang berbentuk dolar AS.
Pemerintah dan perusahaan yang memiliki utang dalam bentuk dolar AS akan menghadapi biaya yang lebih besar dalam melunasi kewajiban mereka.
Hal ini bisa memperberat beban anggaran pemerintah dan korporasi.
4. Daya Saing Ekspor
Di sisi positif, melemahnya rupiah bisa meningkatkan daya saing produk ekspor Indonesia.
Produk-produk lokal menjadi lebih murah bagi pembeli luar negeri, sehingga dapat mendorong peningkatan ekspor.
Namun, hal ini sangat tergantung pada permintaan global dan kebijakan perdagangan internasional.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan strategi yang matang dan kerjasama berbagai pihak.
Dengan memahami penyebab dan dampaknya, serta mengambil langkah-langkah yang tepat, diharapkan nilai tukar rupiah bisa kembali stabil dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berkelanjutan.
Masyarakat juga diimbau untuk tetap tenang dan bijak dalam merespon perubahan nilai tukar ini, serta terus mendukung upaya pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional.