Limbah Pengelolaan Uang

BI gandeng PLTU Amurang manfaatkan limbah pengelolaan uang rupiah-Foto : ANTARA-
KORANPALPOS.COM - Bank Indonesia (BI) menggandeng Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Amurang guna memanfaatkan limbah pengelolaan uang rupiah (PUR) di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"BI terus memperkuat komitmen dalam mendukung target pemerintah untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060," kata Kepala BI Perwakilan Sulut Joko Supratikto, di Manado, Rabu (25/06/2025).
Joko menjelaskan melalui program Pengelolaan Uang Rupiah Hijau (Green PUR), BI mengembangkan sinergi strategis dengan berbagai pihak dalam pemanfaatan limbah operasional yang ramah lingkungan sebagai bahan bakar alternatif dalam pembangkitan energi.
Program ini, katanya lagi, merupakan implementasi nyata dari prinsip reduce, reuse, recycle, dan convert waste to energy untuk mendorong efisiensi internal serta berkontribusi dalam pengurangan emisi karbon (dekarbonisasi).
BACA JUGA:Sinergi Kawal PSN dan Dana Desa
BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Buka HKG PKK ke-53
Limbah operasional yang sebelumnya dibuang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), kini dialihfungsikan sebagai bahan co-firing bersama batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) untuk mendukung upaya transisi energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Sebagai tindak lanjut dari implementasi program Green PUR tersebut, BI Sulut bersama PLTU Amurang telah melakukan penandatanganan Surat Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama Pemanfaatan Limbah Operasional Pengelolaan Uang Rupiah.
Kerja sama tersebut menyepakati pemanfaatan Limbah Operasional Pengelolaan Uang Rupiah dari BI Sulut sebagai bahan bakar alternatif di PLTU Amurang.
Berdasarkan hasil uji co-firing yang dilakukan PLN Puslitbang, limbah tersebut dapat terbakar sempurna, menghasilkan panas yang stabil, serta dapat menurunkan emisi karbon.
BACA JUGA:Ajak ASN Jalankan Lima Program Unggulan Walikota Palembang
BACA JUGA:Luncurkan Program Smartfarm Academy
Temuan ini memperkuat adanya potensi limbah operasional sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Joko Supratikto menjelaskan bahwa kerja sama tersebut merupakan bagian dari komitmen BI untuk mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam seluruh proses bisnis.