Salah satunya adalah dengan menjaga stabilitas makroekonomi melalui kebijakan moneter yang ketat dan menjaga likuiditas di pasar.
Bank Indonesia, misalnya, telah memperkuat intervensi di pasar valas dan obligasi untuk menjaga stabilitas rupiah.
Pemerintah juga terus mendorong ekspor untuk meningkatkan devisa negara yang diharapkan bisa menyeimbangkan tekanan terhadap rupiah.
Selain itu, pemerintah tengah berfokus pada upaya diversifikasi sumber devisa melalui promosi pariwisata dan investasi langsung.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyebutkan bahwa di tengah ketidakpastian global, Bank Indonesia telah bertindak cukup efektif untuk menjaga volatilitas rupiah.
Namun, ia juga menekankan bahwa langkah-langkah lebih lanjut perlu diambil agar dampak pelemahan rupiah terhadap inflasi dan daya beli masyarakat bisa diminimalisir.
"Kami memperkirakan bahwa langkah-langkah antisipatif dari Bank Indonesia akan semakin intensif di kuartal keempat tahun ini, terutama jika kondisi global terus memberikan tekanan terhadap pasar mata uang kita," ungkap Andry.
Para analis ekonomi memprediksi bahwa pelemahan rupiah ini bisa berlanjut dalam jangka pendek, tergantung pada perkembangan kebijakan The Fed dan situasi geopolitik global.
Jika suku bunga di AS masih terus tinggi dan ketegangan global tidak mereda, tekanan terhadap rupiah kemungkinan akan tetap ada.
Namun, beberapa ekonom juga optimis bahwa kondisi dapat membaik jika ketegangan geopolitik mereda dan ada perubahan dalam kebijakan moneter global.
Selain itu, jika Indonesia mampu mempercepat pemulihan ekonominya dan meningkatkan cadangan devisa, nilai tukar rupiah bisa kembali menguat.
"Prospek pemulihan ekonomi Indonesia sebenarnya cukup baik, mengingat tren positif di sektor perdagangan dan investasi. Jika pemerintah dan Bank Indonesia bisa menjaga stabilitas makroekonomi dan terus mendorong pertumbuhan ekspor, rupiah bisa stabil kembali pada paruh kedua tahun depan," kata seorang ekonom dari Lembaga Penelitian Ekonomi Nasional.
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa, 22 Oktober 2024, menjadi salah satu refleksi dari tantangan ekonomi global yang saat ini dihadapi Indonesia.
Meskipun Bank Indonesia telah melakukan intervensi untuk menjaga stabilitas nilai tukar, faktor eksternal seperti kebijakan moneter AS dan ketegangan geopolitik global tetap menjadi faktor utama yang mempengaruhi pergerakan rupiah.
Ke depan, langkah-langkah kebijakan yang lebih kuat dan upaya peningkatan devisa negara akan menjadi kunci penting dalam menjaga stabilitas rupiah dan perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut.