PALEMBANG, KORANPALPOS.COM – Makin meningkatnya hot spot (titik api) pada Agustus 2024 ini, membuat pemerintah dalam hal ini Pemprov Sumsel lebih waspada dengan cara mengoptimalkan semua perangkat pencegahan.
Salah satunya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan menyuapkan patroli udara bersama Satgas Gabungan Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Untuk mencegah terjadinya karhutla pada puncak musim kemarau sekarang ini, kegiatan patroli, pemadaman, dan pembasahan lahan dari udara didukung 11 helikopter akhir-akhir ini lebih dioptimalkan," kata Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel Sudirman, di Palembang.
Menurut dia, optimalisasi kegiatan pencegahan dan penanggulangan karhutla dari udara dilakukan di sejumlah daerah rawan karhutla.
BACA JUGA:KPU Prabumulih Terima Pendaftaran Arlan-Frangky di Pilkada Prabumulih
"Saat ini ada dua helikopter untuk patroli dan sembilan helikopter pembom air yang salah satunya jenis Kamov RA 31109 siaga untuk pencegahan dan penanggulangan karhutla dari udara," katanya, Senin (26/8).
Berdasarkan data, selama musim kemarau 2024 ini terjadi karhutla di lahan seluas 750,83 hektare dengan rincian di lahan gambut 308,56 hektare dan lahan mineral 442,26 hektare.
Kebakaran hutan dan lahan pertanian/perkebunan itu tersebar di sejumlah daerah rawan karhutla seperti Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Dalam beberapa hari terakhir di sejumlah daerah rawan karhutla kembali terdapat titik panas, namun bisa cepat diatasi oleh petugas yang patroli sehingga tidak mengakibatkan kebakaran yang dapat menimbulkan bencana kabut asap.
BACA JUGA:Beli Pertalite Dibatasi Mulai 1 September 2024 : Warga Terpaksa Alternatif BBM Nonsubsidi !
"Berkat kesiapsiagaan petugas BPBD bersama Satgas Gabungan Penanggulangan Karhutla dan bantuan masyarakat hingga kini karhutla besar yang berpotensi menimbulkan bencana kabut asap dapat dicegah," ujarnya.
Untuk mencegah terjadinya karhutla dan bencana kabut asap, pihaknya terus berupaya melakukan patroli untuk mengecek kondisi kawasan hutan dan lahan.
"Jika terpantau kebakaran kawasan hutan dan lahan pertanian/perkebunan milik masyarakat dan perusahaan perkebunan dapat dilakukan tindakan cepat dan tepat sehingga tidak meluas menjadi kebakaran besar yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan serta gangguan kesehatan dan aktivitas masyarakat akibat asap yang ditimbulkan dari karhutla," ujar Sudirman.