Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan bulan Juli.
Disebutkan titik panas itu tidak berarti titik-titik api atau kebakaran hutan dan lahan (karhutla), namun bisa juga dari aktifitas tambang, pengeboran minyak atau titik lainnya.
"Ada 682 hotspot yang terpantau selama bulan Agustus, jumlah itu naik signifikan dibandingkan bulan Juli yang hanya 530 titik," kata Sudirman.
Sesuai prediksi BMKG jika puncak kemarau di Sumsel akan terjadi hingga Agustus, maka titik panas juga masih tinggi.
Ia menyebut sepanjang bulan Agustus daerah yang berkontribusi terhadap titik panas di Sumsel adalah Musi Banyuasin mencapai 168 titik.
Lalu Muara Enim 145, Muratara 75 , Musi Rawas 65, Banyuasin 52, dan Lahat 48 titik.
Sementara itu sepanjang 2024 jumlah titik panas di Sumsel mencapai 1.652 titik.
Paling banyak dari Muba 381 , Muara Enim 291 , Mura 198 , Muratata 172, Banyuasin 117 , dan Lahat 101.
"Wilayah lain hotspot-nya di bawah angka tersebut. Sementara Palembang, Pagar Alam, dan Prabumulih tak terpantau hotspot," ucap dia.