Konsumsi rumah tangga yang kuat sejalan dengan tingginya aktivitas sehari-hari dan belanja masyarakat, terutama di sektor-sektor seperti makanan dan minuman, transportasi, serta layanan akomodasi.
"Mobilitas masyarakat yang meningkat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan konsumsi rumah tangga," kata Erwin.
Di sisi lain, investasi juga menunjukkan pertumbuhan yang positif.
BACA JUGA:BCA Syariah Bersiap Luncurkan Aplikasi Mobile Banking Baru dengan Fitur Lengkap
Pada triwulan II-2024, investasi meningkat sebesar 4,43 persen (yoy), didorong oleh peningkatan kinerja ekspor dan belanja modal pemerintah.
“Peningkatan investasi ini berkontribusi pada kapasitas produksi dan peningkatan daya saing Indonesia di pasar global,” tambahnya.
Pertumbuhan ekspor Indonesia juga mengalami kemajuan signifikan, dengan angka pertumbuhan mencapai 8,28 persen (yoy).
Peningkatan ini didorong oleh permintaan yang kuat dari mitra dagang utama dan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara.
Kinerja ekspor yang baik mencerminkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional dan pemulihan sektor pariwisata yang penting bagi ekonomi nasional.
Namun, ada beberapa sektor yang menunjukkan pertumbuhan melambat. Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) dan konsumsi pemerintah masing-masing tumbuh sebesar 9,98 persen (yoy) dan 1,42 persen (yoy).
Melambatnya konsumsi pemerintah seiring dengan berakhirnya penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, yang mempengaruhi belanja pemerintah dalam jangka pendek.
Dari sisi lapangan usaha (LU), seluruh sektor menunjukkan kinerja positif pada triwulan II-2024.
LU akomodasi dan makan minum serta LU transportasi dan pergudangan mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Peningkatan ini terkait dengan mobilitas masyarakat yang meningkat selama libur hari besar keagamaan dan libur sekolah.
Sektor industri pengolahan, sebagai salah satu kontributor utama pertumbuhan ekonomi, juga menunjukkan hasil yang baik.