Akhirnya, dia tiba di tempat kelahirannya, di mana batu-batu yang hancur saat dia dilahirkan masih tergeletak di puncak bukit.
Dia mengumpulkannya dalam pelukan erat, dan pada saat itu, batu-batu yang dingin dan tidak bernyawa itu tampak berdenyut dengan kehangatan yang nyata.
Dia membiarkan rasa kantuk menyelimutinya dan di sana dia tertidur selama ribuan tahun. Hingga dunia berguncang dan mengaum, membangunkannya sekali lagi.
Kesadarannya kembali akibat kegaduhan yang telah membangunkannya.
BACA JUGA:Daftar Kota Paling Nyaman di Sumatera Selatan : Juaranya Bukan Palembang Apalagi Pagaralam !
Ternyata itu adalah seekor naga hitam, berlumuran darah dan tanpa henti menabrak dinding penghalang yang entah bagaimana terbentuk di sekelilingnya.
"Dari mana datangnya lalat yang mengganggu ini?"
Dia mengalahkan naga itu tetapi kemudian melihat kedatangan naga lain yang serupa namun berwarna perak, bukan hitam.
Tetapi, naga yang satu ini tidak datang untuk bertarung.
BACA JUGA:Harga Emas Antam Kamis 27 Juni 2024 : Turun Rp11.000 Menjadi Rp1,350 Juta per Gram !
Naga perak itu menjelaskan apa yang telah terjadi ketika sang Raja Monyet tertidur, dan bagaimana negeri ini telah berubah drastis selama berabad-abad.
Kerumunan pengungsi telah melarikan diri dari kehancuran akibat perang dan mencari perlindungan di sini.
Naga perak itu berperan sebagai penjaga yang dipercayakan untuk menjaga keselamatan mereka. Namun, perselisihan telah terjadi di antara dia dan saudara-saudaranya.