Demi manusia, naga perak tidak punya pilihan selain membunuh kerabatnya sendiri.Sebuah tugas yang menyedihkan yang secara tidak sengaja menyebabkan pusaran bencana di laut utara.
BACA JUGA:Startup LATIH dari UI : Revolusi Pembelajaran Kreatif dan Edukatif untuk Anak-anak !
BACA JUGA:Serunya Liburan Sekolah dengan Petualangan Antariksa Bersama Lego
Karena bencana ini, naga perak telah memutuskan untuk meredakan badai dengan tubuhnya sendiri.
Sang Raja Monyet yang sekarang sudah sepenuhnya sadar, mendengarkan dengan setengah hati sambil memikirkannya.
Apa arti kehidupan bagi makhluk abadi seperti dirinya? Dia masih belum menemukan jawabannya dalam tidur panjangnya.
Namun di hadapannya berdiri naga perak, yang tampaknya memiliki nasib yang sama. Mungkin makhluk ini dapat mengungkapkan jawaban atas pertanyaan yang selama ini menghantuinya.
BACA JUGA:Coklat Payung : Mengenang Jajanan Legendaris dari Masa Lalu
BACA JUGA:Mendapatkan Cinta Darimu Tidak Semudah Membalikkan Telapak Tangan
"Karena aku telah membantumu, jawablah pertanyaan ini untukku. Kau adalah makhluk abadi, 'kan? Apa kau tidak pernah bosan dengan ... kehidupan?"
Sang naga tertawa.
Sudah lama sejak terakhir kali seseorang menanyakan hal seperti itu, dan tidak pernah sekasar ini. Orang terakhir yang bertanya ... yah, kuceritakan di lain hari saja.
Cerita yang sekarang berkutat pada monyet yang berasal dari batu. "Nasib yang dipandu oleh tangan takdir menentukan jalan bagi semua makhluk hidup.
BACA JUGA:Momen Menegangkan Anime Solo Leveling Episode 2, MC Tewas dan Awal Kebangkitan Kedua
Tetapi kau dan aku, yang tidak terikat oleh hidup dan mati, dibebaskan dari penderitaan fana mereka.