Golkar Khawatir Negara tak Sanggup Terapkan Putusan MK: Sekolah Gratis di Swasta !

Sekretaris Jenderal Partai Golkar Muhammad Sarmuji di Jakarta, Rabu (28/05)-Foto : ANTARA-
KORANPALPOS.COM – Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mewajibkan negara membiayai pendidikan dasar secara gratis, baik di sekolah negeri maupun swasta, menimbulkan kekhawatiran sejumlah pihak, termasuk Partai Golkar.
Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar, Muhammad Sarmuji, menyatakan bahwa negara kemungkinan tidak sanggup mengimplementasikan kebijakan tersebut secara penuh karena keterbatasan anggaran.
“Seluruh pembiayaan SD dan SMP itu dibiayai oleh pemerintah, termasuk swasta-swastanya dan digratiskan, tentu saja itu sesuatu yang tidak mudah,” ujar Sarmuji saat ditemui di Jakarta, Rabu (28/5/2025).
Ia menilai bahwa sektor pendidikan di Indonesia merupakan bidang yang sangat luas dan kompleks.
Jika negara diwajibkan untuk menanggung seluruh biaya operasional sekolah dasar dan menengah pertama, termasuk yang dikelola oleh swasta, maka beban keuangan negara akan membengkak secara signifikan.
BACA JUGA:Tekankan Pentingnya Regenerasi bagi ASN
BACA JUGA:Waksau Marsdya TNI Andyawan Martono Dimutasi
Terlebih, menurutnya, anggaran pendidikan saat ini saja masih menyisakan banyak tantangan dalam pemerataannya.
Lebih lanjut, Sarmuji menyoroti potensi dampak dari putusan MK terhadap peran serta masyarakat dalam dunia pendidikan.
Ia khawatir kebijakan ini akan secara tidak langsung mengurangi semangat masyarakat, khususnya organisasi sosial-keagamaan seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), dalam menyelenggarakan pendidikan.
“Kita harus mengakui bahwa peran masyarakat dalam dunia pendidikan sangat besar, bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka. Banyak sekolah swasta yang tumbuh dari kepedulian masyarakat, bukan dari negara,” jelasnya.
BACA JUGA:Dorong Pemerintah Atasi Lonjakan PHK
BACA JUGA:Islam Moderat Hadirkan Syariat dalam Kebhinekaan
Ia menyebut, Muhammadiyah dan NU telah lama berkontribusi melalui jaringan sekolah swasta dari tingkat dasar hingga menengah.