Kebijakan Moneter: Bank Indonesia (BI) sering kali melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas rupiah. BI dapat menjual atau membeli mata uang asing untuk mengatur nilai tukar.
Suku Bunga: Keputusan BI untuk mempertahankan atau menyesuaikan suku bunga juga dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Suku bunga yang kompetitif menarik investasi asing dan mendukung penguatan rupiah.
3. Sentimen Pasar Global:
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Senin 24 Juni 2024 : Melemah 8 Poin Menjadi Rp16.458 per Dolar AS
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Jumat 21 Juni 2024 : Turun 41 Poin Menjadi Rp16.471 per Dolar AS
Kondisi Ekonomi AS: Berita tentang kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mungkin melambat atau mengalami masalah tertentu dapat melemahkan dolar AS dan memperkuat mata uang lainnya, termasuk rupiah.
Harga Komoditas: Harga komoditas seperti minyak dan gas juga mempengaruhi nilai tukar.
Kenaikan harga komoditas ekspor utama Indonesia dapat meningkatkan pendapatan nasional dan mendukung nilai tukar rupiah.
Penguatan nilai tukar rupiah memiliki beberapa dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia:
1. Investasi Asing:
Daya Tarik Investasi: Rupiah yang kuat membuat Indonesia lebih menarik bagi investor asing.
Stabilitas nilai tukar menciptakan lingkungan investasi yang lebih prediktif dan mengurangi risiko investasi.
2. Perdagangan Internasional:
Ekspor dan Impor: Penguatan rupiah dapat membuat produk ekspor Indonesia menjadi lebih mahal di pasar internasional, yang dapat menurunkan daya saing.
Di sisi lain, impor menjadi lebih murah, yang dapat menguntungkan sektor-sektor yang bergantung pada bahan baku impor.