“Ini bentuk keseriusan Pemkab OKU dalam penanganan kasus DBD, maka kita lakukan kegiatan fogging massal ini. Nantinya akan kita lakukan menyeluruh di OKU. Namun saat ini kita lakukan bergilir dan didahului oleh wilayah Kecamatan Baturaja Timur,” ungkap Sekda.
Sementara Kepala Dinkes OKU, Deddy Wijaya yang memimpin langsung kegiatan fogging itu mengatakan untuk saat ini pihaknya lebih memfokuskan fogging di ranah pendidikan.
Utamanya diwilayah perkotaan dalam Kecamatan Baturaja Timur.
“Sasaran kita saat ini ada beberapa sekolah seperti SD 1, SD 2, SD 3, SD 4, SD 8, SD 11, SMPN 2, SMA Muhamadiyah dan TK juga. Kita menggunakan 6 alat fogging dengan menerjunkan petugas dari UPTD Puskesmas,” ujar Deddy Wijaya.
Deddy menjelaskan saat ini pihaknya telah menerima laporan untuk kasus DBD di Kabupaten OKU tercatat sudah berada di angka 50 kasus dengan angka kematian 1 orang.
Hal itu lah yang mendorong pihaknya untuk segera mengambil tindakan pencegahan meluasnya kasus DBD ini.
”Angkanya memang terbilang tinggi dan itu untuk Januari ini saja, namun kasus DBD ini bukan di OKU saja. Bahkan di Sumsel ini. Nah makanya kita mengambil langkah pencegahan ini supaya bisa kita putus penyebarannya. Kenapa sasarannya yang pertama sekolah, karena disinyalir peredaran nyamuk penyebab DBD ini banyak juga di sekolah dan memang nyamuk ini keluarnya di jam 9. 00 pagi atau jam 16.00 sore, dimana di jam itu banyak aktifitas belajar mengajar di sekolah,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan OKU, H Topan Indra Fauzi mendukung upaya yang dilakukan Dinkes untuk mencegah meluasnya kasus DBD di OKU.
Untuk itu agar upaya tersebut dapat maksimal, Dinas Pendidikan memberikan dispensasi kepada sekolah yang dilakukan fogging untuk belajar di rumah.
“Untuk hari ini, sekolah yang dilakukan fogging kita liburkan 1 hari. Supaya tidak mengganggu aktifitas dari Dinkes itu sendiri dan juga agar tidak membahayakan para siswa,” tukasnya. ***