Unsri Kembangkan Budi Daya Sayuran Terapung di Desa Burai, Ogan Ilir
Ketua Tim Pelaksana PKM Fakultas Pertanian Unsri, Dr Fitra Gustiar bersama tim di Ogan Ilir-Foto : ANTARA-
KORANPALPOS.COM - Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) edukasi budi daya sayuran terapung di Desa Burai, Kabupaten Ogan Ilir.
"Kegiatan PKM itu mengusung tema Pengembangan Budi Daya Sayuran Terapung untuk menyuplai kebutuhan sayuran di Desa Burai, Kecamatan Tanjung Batu," kata Ketua Tim Pelaksana PKM Fakultas Pertanian Unsri, Dr Fitra Gustiar di Ogan Ilir.
Dia menjelaskan Desa Burai merupakan desa terluas di Kecamatan Tanjung Batu, yakni sekitar 39,52 kilometer persegi dengan jumlah penduduk mencapai 2.103 jiwa yang tersebar dalam enam dusun.
BACA JUGA:Wabup Kyai Abdur Rohman Husen: BUMD harus dikelola rofesional dan sesuai aturan hukum
BACA JUGA:Wabup Kyai Abdur Rohman Husen: BUMD harus dikelola rofesional dan sesuai aturan hukum
Secara geografis Desa Burai dikelilingi hamparan sungai dan rawa yang saat ini wilayah perairan tersebut pemanfaatannya terbatas, hanya sebagai tempat wisata air dipadukan dengan konsep kampung warna-warni.
Kemudian, kebutuhan terhadap komoditas pertanian berupa sayuran di Desa Burai masih mengandalkan suplai dari desa lainnya.
Terbatasnya lahan menjadi penyebab masyarakat di Desa Burai tidak dapat menghasilkan komoditas tanaman sayurannya sendiri.
BACA JUGA:49 Calon Haji OKU Tunda Keberangkatan Ke Mekkah
BACA JUGA:Warga Prabumulih Tolak Pembongkaran Tugu Nanas, Aksi Penolakan Viral di Media Sosial
Wilayah perairan yang ada belum dimanfaatkan masyarakat Desa Burai sebagai tempat untuk melakukan budi daya pertanian.
Melihat kondisi tersebut, tim dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian Unsri pada November 2025 mencoba melakukan PKM dengan mengenalkan inovasi rakit apung untuk menanam sayuran, seperti kangkung, sawi, dan selada yang dapat tumbuh dengan baik di atas permukaan air.
Kegiatan PKM itu tidak hanya fokus pada penerapan teknologi budi daya, tetapi juga pada peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengelola sumber daya lokal.
BACA JUGA:Dinas Kesehatan OKU Tangani 28.605 Kasus ISPA hingga Oktober 2025