"Upaya pencegahan yang sudah dilakukan sudah banyak sekali oleh rekan-rekan kita terutama di Puskesmas," katanya.
Upaya itu lanjutnya, mulai dari penyuluhan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus kepada masyarakat, baik secara langsung maupun berkeliling menggunakan mobil pusling, pemantauan jentik baik ke masyarakat maupun sekolah.
BACA JUGA:Kapan Banjir Pergi Jauh dari Kota Palembang ?
BACA JUGA:Kabar Kurang Baik : Pajak Motor Bakal Naik !
Selain itu pembagian Larvasida (abate), melakukan deteksi dini/skrining tersangka DBD di masyarakat dan fogging jika ada kasus DBD dengan hasil PE positif.
Sebelumnya, kasus DBD ini mencuat setelah adanaya seorang anak yang dinyatakan meninggal dunia akibat kasus DBD.
Korbanya adalah seorang Bocah warga Limbang Jaya Kecamatan Tanjung Batu, Ogan Ilir yang masih berusia 5 tahun.
Korban dinyatakan meminggal setelah menjalani serangkaian perawatan di salah satu klinik di Indralaya hingga RSMH Palembang.
Menurut penuturan ayah korban Marwah (45), anaknya tersebut sempat mendapat perawatan selama 4 hari dan diaknosa mengalami penyakit tipus.
"Awalnya anak kami ini demam kemudian di bawalah ke Klinik H Syarkowi di Indralaya dan di rawat selama empat hari, lalu dirujuk ke RSMH Palembang hingga kemudian meninggal dunia," ungkapnya Sabtu, 20 Januari 2024.
Marwah mengatakan dirinya membawa anaknya itu pada tanggal 12 Januari 2024 lalu.
"Pihak klinik bilang, bahwa anak kami ada gejala tipus hingga harus dirawat. Setelah empat hari dirawat, tidak kunjung membaik, lalu dirujuk ke RSMH Palembang," paparnya.
Saat tiba di RSMH Palembang, Marwah mengaku, anaknya tersebut langsung masuk ruang IGD dan mendapatkan perawatan khusus dari pihak RSMH Palembang.
“Pada saat itulah dokter bilang ke saya bahwa anak saya ini terserang DBD parah. Harapan hidupnya juga tinggal 5 persen saja," katanya.
Marwah juga menceritakan, bahwa sang dokter RSMH Palembang sempat mengungkapkan kekecewaannya, lantaran pihak yang merawat sebelumnya tidak langsung merujuk.
"Dokter itu sempat bilang kenapa sudah terlambat seperti ini, karena DBD ini kan perlu penanganan khusus," lanjutnya.