Dengan mengingkari ajaran ayahnya, Gibran jelas merugikan dirinya sendiri dan tim no 2.
BACA JUGA:Jelas ! Maruarar Sirait Nyatakan Dukung Prabowo-Gibran
BACA JUGA:Supriono Ungkap Keseriusan Pemerintah Memajukan Sektor Ekonomi Kreatif dan UMKM
Banyak tone negatif yang diberikan penonton kepada Gibran karena bagaimanapun juga, menyerang gagasan, ide dan isi pemikiran lawan debat atau ad argumentum itu diperbolehkan dan bahkan diharuskan dalam sebuah debat.
Tetapi menyerang pribadi atau ad homminem, tidak diperbolehkan dalam debat.
Faktanya, berkali-kali publik menilai bahwa Gibran seolah-olah merendahkan dua pasangan calon yang lain. Artinya dia justru menjadi antitesis dari ajaran dan filosofi hidup ayahnya, kata Mikhael Bataona.
Dalam debat yang levelnya paling tinggi di republik ini yaitu debat untuk mengukur kemampuan para calon pemimpin negara, menurut saya, publik tidak suka menyaksikan adanya upaya merendahkan dan menyerang pribadi tetapi itu yang terjadi.
Inilah yang sangat disayangkan banyak pihak.
Akhirnya, debat yang awalnya berjalan bagus, menjadi antiklimaks.
"Karena debat ini disaksikan secara telanjang oleh publik maka bisa dikatakan bahwa Gibran dan timnya gagal memaksimalkan debat semalam untuk menaikkan elektabilitas Prabowo-Gibran yang mulai stagnan alias mandek," katanya.
Jika saja Gibran tampil elegan, sportif dan bernas, pasti bisa mempengaruhi para undecided voters dan floating mass atau massa mengambang yang belum memutuskan pilihannya.
"Jadi inilah kesalahan strategi Tim Prabowo-Gibran yang tidak menasehati Gibran untuk tampil elegan dan boleh menyerang tapi menyerang ide dan gagasan, bukan merendahkan dan menyerang pribadi lawan debat," katanya.
"Jadi, dalam analisis saya, kecerdikan Gibran menyerang Mahfud dan Muhaimin lewat atraksi-atraksi dan gimmick juga pernyataan verbalnya, hanya berkontribusi positif pada makin menebalnya pilihan para pendukung Prabowo-Gibran," katanya.
Pendukung 02 makin fanatik dan bersukacita dengan penampilan Gibran semalam.
Itu saja yang positif dari penampilan Gibran, tetapi sama sekali tidak mampu menarik pemilih baru dari ceruk pemilih mengambang yang masih cukup besar.
Padahal jika itu yang dilakukan maka saya yakin Gibran akan mendapat sentimen positip dan sekaligus mendapat insentif elektoral.