Cegah Stunting Sejak Dini, Irma Suryani Tekankan Pentingnya Gizi Ibu Hamil dan Pemeriksaan Kehamilan Rutin

Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani memberikan doorprize kepada peserta sosialisasi program Bangga Kencana di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, pada Sabtu, 11 Oktober 2025. -Foto : Prabu Agustian-

KORANPALPOS.COM - Upaya menurunkan angka stunting di Indonesia terus menjadi perhatian serius berbagai pihak, termasuk kalangan legislatif. Salah satu tokoh yang konsisten menunjukkan kepeduliannya terhadap isu kesehatan anak dan ketahanan keluarga adalah Anggota Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Irma Suryani SE MM.

Politisi Partai NasDem ini kembali turun langsung ke tengah masyarakat untuk memberikan sosialisasi tentang pencegahan stunting, kali ini di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Muara Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, pada Sabtu, 11 Oktober 2025.

Kegiatan tersebut merupakan bagian dari kerja sama antara Irma Suryani dengan mitra kerja Komisi IX DPR RI, yakni Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

BACA JUGA:Terima Penghargaan Desa Cantik, Bupati OKU : Ini Menjadi Trigger Bagi Desa Lain Untuk Lebih Baik

BACA JUGA:Lapas Lubuklinggau Gelar Razia Gabungan Malam Hari, Pastikan Blok Hunian Aman dan Bebas dari Barang Terlarang

Dalam acara itu, Irma menegaskan bahwa penurunan angka stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan kesadaran dan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat, terutama para ibu hamil dan keluarga muda.

Dalam sambutannya, Irma Suryani menjelaskan bahwa stunting disebabkan oleh kekurangan gizi pada bayi sejak dalam kandungan hingga 1000 hari pertama kehidupan.

Menurutnya, masa 1000 hari pertama kehidupan merupakan periode emas yang menentukan tumbuh kembang anak secara optimal, baik dari sisi fisik maupun kecerdasan.

BACA JUGA:Ombudsman Awasi Program MBG di OKU

BACA JUGA:Rutan Baturaja Laksanakan Razia Serentak Seluruh Lapas dan Rutan di Indonesia

“Stunting itu disebabkan oleh kekurangan gizi pada bayi sejak dalam kandungan sampai 1000 hari pertama kehidupan,” ujar Irma di hadapan warga Desa Harapan Jaya.

Irma menekankan bahwa selama masa kehamilan, asupan gizi ibu hamil harus benar-benar terpenuhi.

Kekurangan gizi selama masa kehamilan tidak hanya berdampak pada pertumbuhan janin, tetapi juga dapat menimbulkan risiko komplikasi dan melahirkan anak dengan berat badan rendah.

BACA JUGA:Muba Siap Menyambut Kontingen dengan Venue Yang Siap dan Fasilitas Terbaik

BACA JUGA:Kerja Nyata, Kapolres Muara Enim Serahkan 2 Mobil Kasus Pencurian kepada Korban

“Makanya, saat hamil, istrinya harus diberi makanan bergizi. Salah satunya dengan makan telur, baik telur ayam maupun telur bebek. Selain itu, perlu juga makan sayuran dan minum susu supaya gizinya cukup,” jelasnya.

Selain memperhatikan pola makan, Irma juga mengingatkan pentingnya rutin melakukan pemeriksaan kehamilan ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau posyandu.

Pemeriksaan tersebut sangat penting untuk memastikan janin tumbuh dengan baik dan mendeteksi dini bila terjadi gangguan kehamilan.

BACA JUGA:Komitmen Tuntaskan RDTR, Dorong Investasi di Muara Enim

BACA JUGA:Kapolrestabes Palembang Resmikan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Mushola Ar-Rodiyah Polsek Kemuning

“Periksakan kehamilan ke puskesmas supaya pertumbuhan janinnya bisa dikontrol apakah berkembang dengan baik atau tidak,” imbuhnya.

Tidak hanya menyasar ibu hamil, sosialisasi yang digelar Irma Suryani juga menekankan pentingnya peran keluarga, khususnya para suami dan orang tua, dalam mendukung pemenuhan gizi anak. Menurutnya, membangun kesadaran keluarga untuk menjaga pola makan bergizi seimbang menjadi langkah strategis dalam mencegah stunting.

Irma menegaskan bahwa gizi seimbang bukan berarti makanan mahal, melainkan makanan yang mengandung unsur karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup dan proporsional. Ia juga mencontohkan bahan makanan lokal seperti tempe, tahu, ikan, daun kelor, dan sayur mayur yang mudah diperoleh dan kaya nutrisi.

“Tidak perlu beli makanan mahal. Yang penting gizinya cukup. Ikan, telur, tempe, dan sayur itu sudah sangat baik untuk memenuhi kebutuhan gizi anak,” katanya.

Selain itu, Irma menyoroti pentingnya pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama enam bulan pertama, dilanjutkan dengan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang bernutrisi. Menurutnya, pemberian ASI eksklusif terbukti meningkatkan daya tahan tubuh bayi dan mencegah gangguan pertumbuhan.

Dalam kesempatan yang sama, Irma Suryani juga mendorong masyarakat agar aktif memanfaatkan berbagai program kesehatan yang telah disediakan pemerintah, termasuk layanan posyandu dan kelas ibu hamil. Melalui kegiatan tersebut, para ibu bisa mendapatkan pengetahuan tambahan mengenai perawatan kehamilan, pola asuh anak, serta cara mengatur jarak kehamilan.

“Jangan malas datang ke posyandu. Di sana ibu-ibu bisa timbang berat badan anak, ukur tinggi badan, dan dapat informasi soal gizi. Kalau anak tidak naik berat badannya, itu tanda-tanda perlu diperhatikan,” pesan Irma.

Ia pun mengapresiasi kinerja BKKBN yang secara berkelanjutan melaksanakan berbagai program intervensi untuk mempercepat penurunan stunting. Irma menilai kolaborasi antara BKKBN, pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan tokoh masyarakat merupakan kunci keberhasilan dalam upaya menekan angka stunting.

Sementara itu, dr. Achmad Maskur, Penata KKB Ahli Muda BKKBN Provinsi Sumatera Selatan yang turut hadir dalam kegiatan tersebut, menjelaskan bahwa pengaturan usia menikah dan kehamilan merupakan salah satu langkah penting dalam mencegah stunting.

“Jangan menikah terlalu muda dan juga hamil di usia muda, yakni di bawah 20 tahun, karena rahim belum siap. Sementara hamil di usia tua, di atas 30 tahun, berisiko bagi ibu,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa kehamilan ideal terjadi pada usia 20 hingga 30 tahun, di mana kondisi tubuh wanita relatif lebih siap secara biologis maupun psikologis. Selain itu, pengaturan kehamilan atau jarak antar kelahiran juga perlu diperhatikan agar tubuh ibu memiliki waktu cukup untuk pulih sebelum mengandung lagi.

“Mengatur kehamilan bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi rahim untuk siap menerima kehamilan lagi. Untuk itu, bisa dilakukan dengan cara ber-KB,” lanjutnya.

Menurut Achmad, program Keluarga Berencana (KB) tidak hanya bertujuan menekan laju pertumbuhan penduduk, tetapi juga berdampak langsung terhadap kualitas keluarga dan pencegahan stunting. Dengan ber-KB, orang tua dapat lebih fokus memenuhi kebutuhan gizi dan pendidikan anak secara optimal.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan