Morfologi tubuh ikan belida pipih memanjang dengan perut lebar, punggung yang tinggi, dan sirip ekor unik menyerupai bilah pisau.
Genus Chitala, tempat ikan belida bernaung, terdiri dari enam spesies, yaitu Chitala blanci, Chitala borneensis, Chitala chitala, Chitala hypselonotus, Chitala lopis, dan Chitala ornata.
Menurut pakar ikan Belanda, Pieter Bleeker, yang pertama kali mendeskripsikan ikan-ikan Nusantara pada abad ke-19, ikan belida memiliki habitat alami di Sumatra dan Kalimantan.
BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Rumah Panggung di Sumatera Selatan : Warisan Budaya dan Simbol Kehidupan !
Berdasarkan penelitian Bleeker, ikan belida jenis Chitala lopis dan Chitala borneensis menghuni sungai-sungai besar dan rawa di kedua pulau ini.
Meski demikian, seiring berjalannya waktu, penurunan populasi ikan belida semakin terlihat, terutama di habitat liar.
Beberapa faktor yang menyebabkan populasi ikan belida semakin menurun adalah praktik penangkapan yang tidak ramah lingkungan dan kerusakan habitat.
Nelayan lokal menggunakan alat tangkap yang kurang selektif sehingga menyebabkan penangkapan ikan belida dalam jumlah besar, termasuk yang masih berusia muda.
Hal ini menyebabkan ikan belida sulit untuk berkembang biak dan mempertahankan populasinya di alam.
Tak hanya itu, pembangunan infrastruktur yang mengganggu ekosistem sungai dan rawa, serta pencemaran air akibat limbah industri, turut mempengaruhi keberlangsungan hidup ikan belida.
Karena alasan ini, pemerintah menetapkan ikan belida sebagai hewan yang dilindungi di bawah peraturan pemerintah.
International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan ikan belida lopis sebagai spesies yang telah punah pada awal 2021.
Hal ini disebabkan oleh ketiadaan spesimen Chitala lopis di Pulau Jawa sejak pertama kali ditemukan oleh Bleeker pada tahun 1851.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh ahli biologi asal Singapura, Heok Hee Ng, tidak ada laporan penemuan ikan belida lopis di Jawa selama lebih dari 160 tahun meski sudah dilakukan survei intensif.
Sebenarnya, indikasi kepunahan ikan belida di Pulau Jawa sudah ditemukan sejak era 1980-an oleh pakar lingkungan Amerika Serikat, Robert Treat Paine III.