Kisah ini menjadi salah satu legenda yang paling dikenal di Musi Landas dan menambah kesan misteri serta keunikan pada desa ini.
Hutan Inggris kini menjadi salah satu lokasi yang sering dikunjungi oleh warga lokal maupun wisatawan yang penasaran dengan cerita pesawat jatuh tersebut.
Meski tidak ada bukti fisik yang tersisa di permukaan tanah, namun cerita ini tetap hidup dalam ingatan masyarakat, sebagai bagian dari warisan folklore lokal yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Tidak hanya dalam folklore dan cerita rakyat, Musi Landas juga memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan Indonesia, terutama dalam konteks Front Langkan.
Front Langkan sangat erat kaitannya dengan peristiwa Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang pada tanggal 1-5 Januari 1947.
Pertempuran ini melibatkan Tentara Republik Indonesia (TRI) melawan pasukan Belanda yang berusaha merebut kembali Palembang.
Setelah pertempuran yang sengit, untuk menghindari jatuhnya korban yang lebih banyak, diadakan perundingan antara pihak Indonesia dan Belanda.
Hasil dari perundingan ini adalah kesepakatan untuk melakukan penghentian tembak-menembak atau cease fire.
Salah satu poin dalam perjanjian tersebut adalah bahwa Tentara Republik Indonesia (TRI) harus keluar dari kota Palembang dan Talang Betutu sejauh 20 kilometer.
Menurut perhitungan Tentara Republik Indonesia, jarak 20 kilometer dari Talang Betutu mencapai wilayah Musi Landas.
Oleh karena itu, Musi Landas dijadikan sebagai garis pertahanan bagi TRI dan laskar-laskar yang berjuang melawan Belanda.
Pasukan Batalyon 30 Resimen 17 dan berbagai laskar lainnya mundur ke Musi Landas untuk mengonsolidasikan kekuatan mereka dan mempertahankan wilayah dari serangan lebih lanjut.
Pada masa itu, Musi Landas menjadi pusat aktivitas militer, di mana para pejuang berkumpul dan menyusun strategi untuk melanjutkan perjuangan.
Meskipun belum ada badan arbitrase resmi yang menentukan batas jarak 20 kilometer tersebut, Musi Landas dianggap sebagai lokasi yang strategis untuk melindungi Palembang dan sekitarnya dari serangan Belanda.
Peran Musi Landas dalam Front Langkan menunjukkan betapa pentingnya desa ini dalam konteks sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
Selain menjadi saksi bisu dari pertempuran melawan penjajah, Musi Landas juga menjadi simbol semangat juang dan keberanian para pejuang kemerdekaan yang berusaha mempertahankan tanah air mereka.