EMPATLAWANG, KORANPALPOS.COM - Kisah Puyang Kemiri menjadi salah satu legenda yang masih sangat dihormati di wilayah Empatlawang, terutama di desa Kunduran dan sekitarnya.
Kisah ini tidak hanya menceritakan asal usul para penduduk tetapi juga memuat berbagai nilai adat dan aturan kehidupan yang menjadi pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Puyang, dalam konteks masyarakat Sumatera Selatan, adalah nenek moyang yang dihormati dan dipercaya memiliki peran penting dalam mendirikan suatu komunitas atau wilayah.
BACA JUGA:4 Puyang Legendaris di PALI Sumatera Selatan : Jejak Leluhur yang Penuh Mistik dan Sejarah !
Salah satu kisah puyang yang paling dikenal di Batanghari Sembilan, terutama di wilayah Ulu Musi, Kabupaten Empat Lawang, adalah kisah Puyang Kemiri.
Dikutip dari berbagai sumber, konon, Puyang Kemiri merupakan sosok sakti yang memiliki keterkaitan dengan beberapa wilayah, termasuk desa Kunduran dan Simpang Perigi.
Sejarah keberadaan Puyang Kemiri di Empat Lawang berawal dari kisah perjalanan Rio Tabuan, seorang biku (pemimpin agama) dari negeri Biku Sembilan di Pulau Jawa.
BACA JUGA:Siapa Puyang Siti Mora di Lubuklinggau ? Warisan Leluhur yang Misterius di Tengah Hutan Taba Baru !
BACA JUGA:5 Puyang Legendaris dari Sekayu Musi Banyuasin : Tokoh Leluhur dan Sejarahnya !
Rio Tabuan menelusuri Sungai Rotan atau Sungai Musi dengan membawa seekor kerbau dan ayam hutan.
Ketika tiba di Kuto Kegelang, kedua hewan yang dibawanya memberikan tanda, dan di sanalah Rio Tabuan memutuskan untuk menetap.
Kuto Kegelang, yang terletak di hulu Desa Kunduran, menjadi tempat awal mula terbentuknya komunitas masyarakat di sana.
BACA JUGA:Siapa Puyang Depati ? Legenda Penguasa Sekayu yang Membangun Musi Ilir !