PALEMBANG, KORANPALPOS.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa 7 provinsi di Indonesia mengalami kekeringan ekstrem akibat tidak adanya hujan selama lebih dari dua bulan.
Situasi ini memengaruhi lebih dari 38 daerah di berbagai wilayah, yang kini mengalami kondisi kering yang parah.
Menurut laporan yang diunggah pada situs resmi BMKG pada Rabu, beberapa wilayah telah melampaui batas ekstrem karena tidak menerima curah hujan hingga berbulan-bulan.
BACA JUGA:4 Puyang Legendaris di PALI Sumatera Selatan : Jejak Leluhur yang Penuh Mistik dan Sejarah !
Kondisi ini membawa dampak besar pada kehidupan masyarakat setempat, pertanian, dan lingkungan.
Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi wilayah yang paling terdampak kekeringan ekstrem.
Di Kota Kupang, misalnya, sudah 144 hari tanpa hujan, sementara di Sumba Timur kekeringan telah berlangsung selama 141 hari.
BACA JUGA:Siapa Puyang Siti Mora di Lubuklinggau ? Warisan Leluhur yang Misterius di Tengah Hutan Taba Baru !
BACA JUGA:5 Puyang Legendaris dari Sekayu Musi Banyuasin : Tokoh Leluhur dan Sejarahnya !
Daerah lain di NTT yang juga mengalami hal serupa adalah Sabu Raijua dengan 128 hari tanpa hujan, Kupang (116 hari), dan Lembata serta Timor Tengah Selatan yang masing-masing sudah 97 hari tanpa curah hujan.
Kondisi ini tentu membawa dampak signifikan, terutama bagi daerah-daerah yang mengandalkan sektor pertanian.
Banyak lahan pertanian yang mulai mengering, dan kebutuhan air untuk irigasi maupun konsumsi harian masyarakat menjadi sangat terbatas.
BACA JUGA:9 Kabupaten Tersepi di Indonesia: Ada yang Berminat Tinggal di Sini ?
BACA JUGA:6 Kota Paling Sepi di Sumatera 2024 : Surga Tersembunyi di Tengah Keheningan !