Anak Yatim Piatu Karena Orang Tuanya Terlalu Sibuk: Fenomena Baru yang Mengkhawatirkan

Sabtu 07 Sep 2024 - 08:09 WIB
Reporter : Mulyawan
Editor : Dahlia

"Seorang Muslim harus memerintahkan keluarganya untuk melakukan kebaikan dan melarang mereka dari keburukan". (Mafaatihul Ghaib Tafsir Ar-Raziy, 30: 527).

BACA JUGA:Menjadi Manusia yang Bermanfaat bagi Orang Lain

BACA JUGA:Makna Berjalan, Berjalan Cepat, dan Berlari dalam Al-Qur'an: Menggali Hikmah dari Pilihan Kata yang Bijak

Jika orang tua sibuk dengan dunia mereka sendiri dan melupakan anak-anak, mereka telah gagal menjalankan peran penting ini.

Dampak Kelalaian Orang Tua pada Anak

Kelalaian orang tua dalam memberikan perhatian dan pendidikan kepada anak-anak akan memberikan dampak jangka panjang. Anak-anak yang tumbuh tanpa perhatian orang tua akan menjadi rentan terhadap pengaruh buruk dari luar.

Mereka bisa terjerumus dalam pergaulan yang salah, tindakan kriminal, atau bahkan mengalami masalah psikologis seperti rendahnya kepercayaan diri dan depresi.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahullah pernah menyatakan dalam karyanya Tuhfatul Maulud,

ﺍﻛﺜﺮ ﺍﻷﻭﻻﺩ ﺇﻧﻤﺎ ﺟﺎﺀ ﻓﺴﺎﺩﻫﻢ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ ﺍﻵﺑﺎﺀ، ﻭﺇﻫﻤﺎﻟﻬﻢ، ﻭ ﺗﺮﻙ ﺗﻌﻠﻴﻤﻬﻢ ﻓﺮﺍﺋﺾ ﺍﻟﺪﻳﻦ ﻭﺳﻨﻨﻪ، ﻓﻀﺎﻋﻮﻫﻢ ﺻﻐﺎﺭﺍ

“Kebanyakan kerusakan anak disebabkan karena orangtua mereka. Mereka menelantarkannya dan tidak mengajarkan anak ilmu dasar-dasar wajib agama dan sunnah-sunnahnya. Mereka menyia-nyiakan anak-anak di masa kecil mereka”. (Tuhfatul Maulud, hal. 387).

BACA JUGA:Mengapa Syirik Adalah Dosa Paling Besar dalam Islam: Penjelasan dan Bahayanya

BACA JUGA:Ketika Harapan Tak Terpenuhi: Menemukan Kebahagiaan dengan Iman kepada Qadha dan Qadar

Jika kita tidak memberikan perhatian yang cukup kepada anak-anak kita di masa kecil mereka, mungkin kelak mereka juga tidak akan memberikan perhatian kepada kita saat kita sudah tua dan renta. Ada sebuah syair yang menggambarkan hal ini dengan tragis:

Perhatikanlah syair berikut ini,

ﻳﺎﺃﺑﺖ، ﺇﻧﻚ ﻋﻘﻘﺘﻨﻲ ﺻﻐﻴﺮﺍ، ﻓﻌﻘﻘﺘﻚ ﻛﺒﻴﺮﺍ، ﻭﺃﺿﻌﺘﻨﻲ ﻭﻟﺪﺍ ﻓﺄﺿﻌﺘﻚ ﺷﻴﺨﺎ

"Wahai ayahku, sungguh engkau mendurhakaiku di waktu kecil. Maka aku pun mendurhakaimu di kala aku besar. Engkau menelantarkanku di waktu kecil, maka aku telantarkan Engkau di kala tua nanti."(Tuhfatul Maulud, hal. 387).

Kategori :