Melati Raksasa di Jantung Palembang : Saksi Bisu Heroisme Lima Hari Lima Malam !
Monpera Palembang-Foto: Dinas Pariwisata Palembang-
KORANPALPOS.COM - Di jantung Kota Palembang, tepat di seberang Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II, berdiri megah sebuah bangunan monumental yang tak hanya menjadi ikon, tetapi juga simbol perjuangan rakyat Sumatera Selatan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Bangunan itu dikenal dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera).
Monpera bukan sekadar tugu peringatan. Di balik arsitektur uniknya yang berbentuk bunga melati, tersimpan kisah heroik tentang keberanian rakyat Palembang menghadapi Agresi Militer Belanda II pada tahun 1947.
BACA JUGA:Kapal Pesiar Pilihan Wisata Kekinian
BACA JUGA:Sunset Romantis di Kampung Malaka : Surga Tersembunyi di Sumatera Selatan
Monumen ini menjadi pengingat bahwa kemerdekaan tidak datang dengan mudah, melainkan hasil dari darah, air mata, dan semangat juang yang tak pernah padam.
Dikutip dari laman ibs.sumselprov.go.id, pembangunan Museum Monpera dilatarbelakangi oleh peristiwa Perang Lima Hari Lima Malam di Palembang.
Saat itu, pada Desember 1946 hingga Januari 1947, Belanda melancarkan serangan besar-besaran ke Palembang menggunakan tank dan artileri berat.
BACA JUGA:Bali, Pulau Dewata dengan Pesona Wisata Tak Pernah Pudar
BACA JUGA:Suban Air Panas Rejang Lebong: Pesona Alam, Sejarah, dan Cerita Mistis yang Tak Pernah Padam
Serangan itu tidak hanya menargetkan markas militer, tetapi juga menimbulkan korban di kalangan rakyat sipil.
Tentara Belanda bahkan menjatuhkan bom dan granat di beberapa titik strategis di kota minyak tersebut.
Namun, rakyat Palembang tidak tinggal diam. Dengan senjata seadanya—parang, bedil tua, hingga bambu runcing—mereka melawan dengan gigih.
BACA JUGA:Pesona Wisata Jakarta, Antara Modernitas dan Jejak Sejarah yang Memikat