Pada Jumat, JISDOR naik ke level Rp15.554 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.579 per dolar AS. JISDOR merupakan referensi nilai tukar yang digunakan oleh bank dan pelaku pasar sebagai acuan transaksi, sehingga perubahan nilai ini mencerminkan sentimen pasar terhadap rupiah.
Penguatan JISDOR ini sejalan dengan tren penguatan rupiah di pasar spot. Hal ini menunjukkan bahwa pasar memiliki keyakinan terhadap stabilitas ekonomi Indonesia, meskipun masih ada risiko dari dinamika global dan ketidakpastian politik dalam negeri.
Ke depan, pergerakan rupiah masih akan sangat dipengaruhi oleh perkembangan kebijakan moneter di AS serta kondisi politik di dalam negeri.
Jika The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga, hal ini akan memberikan peluang bagi rupiah untuk terus menguat.
Namun, pasar juga harus tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gejolak di pasar keuangan global, terutama jika The Fed mengambil langkah yang tidak sesuai dengan ekspektasi pasar.
Di sisi lain, dinamika politik di Indonesia menjelang pilkada juga perlu dicermati.
Kepastian hukum dan stabilitas politik menjadi faktor kunci yang akan menentukan sentimen pasar terhadap rupiah.
Oleh karena itu, pemerintah dan otoritas terkait perlu terus menjaga stabilitas politik dan ekonomi agar nilai tukar rupiah tetap terjaga.
Selain itu, kondisi ekonomi domestik juga perlu diperhatikan, terutama dalam hal inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Jika inflasi dapat dikendalikan dan pertumbuhan ekonomi tetap solid, ini akan memberikan dukungan tambahan bagi penguatan rupiah.
Penguatan nilai tukar rupiah pada akhir perdagangan Jumat menjadi bukti bahwa pasar masih memiliki keyakinan terhadap fundamental ekonomi Indonesia, meskipun dihadapkan pada tantangan eksternal dari kebijakan The Fed dan dinamika politik dalam negeri.
Dengan proyeksi penurunan suku bunga AS dan kepastian mengenai aturan pilkada, rupiah memiliki peluang untuk terus menguat dalam jangka pendek.
Namun, tantangan masih tetap ada, baik dari sisi eksternal seperti ketidakpastian global maupun dari sisi internal terkait kondisi politik dan ekonomi domestik.
Oleh karena itu, menjaga stabilitas makroekonomi dan memastikan ketenangan politik menjadi tugas penting bagi pemerintah dan otoritas terkait untuk mempertahankan kepercayaan pasar terhadap rupiah.