KORANPALPOS.COM - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan yang signifikan pada akhir perdagangan Jumat, mencerminkan optimisme pasar yang menunggu pidato penting dari Ketua bank sentral Amerika Serikat (AS), Jerome Powell.
Penguatan ini juga dipengaruhi oleh situasi politik di dalam negeri, terutama terkait polemik Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada).
Pada akhir perdagangan Jumat, rupiah ditutup menguat 108 poin atau sekitar 0,69 persen, dari Rp15.600 per dolar AS menjadi Rp15.492 per dolar AS.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 22 Agustus 2024 : Melemah Tipis 6 Poin Menjadi Rp15.506 per Dolar AS
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 21 Agustus 2024 : Melemah 15 Poin Jadi Rp15.451 per Dolar AS
Kenaikan ini menunjukkan kekuatan rupiah yang berhasil mencatatkan tren positif meskipun menghadapi tantangan dari ketidakpastian global, khususnya terkait kebijakan suku bunga AS.
Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, menyatakan bahwa penguatan rupiah terjadi karena pasar masih menunggu pidato Ketua The Fed Jerome Powell.
"Pasar wait and see pidato Gubernur The Fed malam ini waktu Indonesia," ungkap Rully saat dihubungi oleh ANTARA di Jakarta, Jumat.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 20 Agustus 2024 : Menguat 56 Poin Menjadi Rp15.550 per Dolar AS
Pidato Powell ini dinantikan karena akan memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan suku bunga AS ke depan, yang berdampak langsung pada pergerakan nilai tukar mata uang di seluruh dunia, termasuk rupiah.
Kebijakan suku bunga AS selalu menjadi faktor utama yang mempengaruhi nilai tukar mata uang global.
Saat ini, pelaku pasar memproyeksikan adanya penurunan suku bunga acuan AS atau Fed Funds Rate sebesar 25 basis poin pada bulan September 2024.
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah Kamis 15 Agustus 2024 : Menguat 58 Poin Menjadi Rp15.619 per Dolar AS
BACA JUGA:Update ! Kurs Rupiah 14 Agustus 2024 : Menguat 127 Poin Menjadi Rp15.706 per Dolar AS