Namun, mengingat kondisi inflasi AS yang belum menunjukkan tanda-tanda penurunan dan sikap The Fed yang masih memberikan pernyataan yang tidak pasti ke pasar.
Hal ini mendorong pelaku pasar untuk bersikap menunggu dan mengamati sebelum hasil-hasil tersebut dirilis.
Ariston memperkirakan potensi pelemahan rupiah ke arah Rp16.330 per dolar AS dengan potensi support di sekitar Rp16.250 per dolar AS.
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Jumat 19 Juli 2024 : Melemah Signifikan 59 Poin Menjadi Rp16.214 per Dollar AS !
BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Kamis 18 Juli 2024 : Makin Melemah 64 Poin Menjadi Rp16.164 per Dolar AS !
"Sentimen pasar saat ini sangat dipengaruhi oleh ketidakpastian kebijakan moneter global dan data ekonomi yang akan dirilis, sehingga pergerakan rupiah akan sangat dinamis mengikuti perkembangan tersebut," ujar Ariston.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah:
1. Kebijakan Moneter Global
Kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral di negara-negara maju, terutama The Fed, Bank Sentral Eropa (ECB), dan Bank Sentral Jepang, memiliki dampak besar terhadap nilai tukar rupiah.
Perubahan suku bunga acuan dan kebijakan likuiditas yang diambil oleh bank sentral tersebut dapat mempengaruhi aliran modal ke negara berkembang termasuk Indonesia.
2. Data Ekonomi Makro
Data ekonomi makro seperti inflasi, pertumbuhan ekonomi, neraca perdagangan, dan cadangan devisa juga mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Data ekonomi yang positif dapat memperkuat nilai tukar rupiah, sementara data yang negatif dapat melemahkannya.
3. Harga Komoditas
Sebagai negara yang bergantung pada ekspor komoditas, harga komoditas global seperti minyak, batubara, dan CPO (crude palm oil) memiliki dampak signifikan terhadap nilai tukar rupiah.