Awal Agustus rediksi Sebagai Puncak Kemarau Namun Diguyur Hujan Lebat,Begini Kata Kalaksa BPBD OI

Kalaksa BPBD Ogan Ilir Edy Rahmad-foto:dokumen palpos-
KORANPALPOS.COM – Awal Agustus 2025, Merupakan puncak musim kemarau yang turut meningkatkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ogan Ilir, Edy Rahmad, menyatakan bahwa puncak kemarau diperkirakan berlangsung hingga 10 Agustus mendatang.
Wilayah yang paling rawan karhutla berada di tiga kecamatan, yakni Pemulutan, Pemulutan Barat, dan Indralaya Utara.
BACA JUGA:Menhan Sjafrie Sambut Kedatangan Menhan Singapura
BACA JUGA:Sebut Pada Presiden Prabowo Tingkatkan Hubungan RI-AS
“Berdasarkan rapat koordinasi dengan pemerintah provinsi dan pihak terkait, dipastikan bahwa periode 1 hingga 10 Agustus adalah puncak kemarau. Oleh karena itu, BMKG telah memaksimalkan operasi modifikasi cuaca untuk menurunkan hujan,” ujar Edy, Selasa, 5 Agustus 2025.
Edy menambahkan bahwa hujan yang sempat turun di beberapa wilayah Ogan Ilir beberapa hari terakhir kemungkinan besar merupakan hasil dari operasi modifikasi cuaca.
Langkah ini diambil untuk membantu mengurangi risiko karhutla yang semakin meluas akibat cuaca panas dan kering yang ekstrem.
BACA JUGA:PWI Sepakati Mekanisme Pemilihan Ketua Umum Baru
BACA JUGA:Terbitkan Tunjangan Khusus Dokter Spesialis di Daerah Tertinggal dan Perbatasan
Sebelumnya, BPBD Ogan Ilir mencatat sebanyak 54 kejadian karhutla telah terjadi sepanjang tahun 2025 hingga awal Agustus. Total luas lahan yang terbakar mencapai 127,55 hektar.
Ironisnya, angka ini bahkan melampaui luas karhutla di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), yang memiliki wilayah dan lahan gambut lebih luas.
“Ini cukup mengkhawatirkan, karena Ogan Ilir sebenarnya tidak seluas OKI, namun justru mengalami kebakaran yang lebih parah,” ungkap Edy.
BACA JUGA:Munaslub Cuma Isu Murahan, Golkar Fokus Konsolidasi dan Pemilu 2029