Selama dalam pelarian, Kevin mengaku sering dihantui oleh korban dan merasa gelisah.
Ia sering bermimpi digrebek oleh polisi dan dikejar-kejar petugas gabungan.
"Oleh karena itu, saya langsung menyerahkan diri ke pihak kepolisian setempat, guna mempertanggungjawabkan perbuatan saya," kata Kevin.
Kasus ini berawal saat bos distro, Antoni, terlilit utang sebesar Rp 5 juta di koperasi tempat Anton Eka Saputra bekerja.
Pada hari Sabtu (8/6/2024), Anton mendatangi pelaku Antoni di distro miliknya di Jalan Dahlan HY, Kelurahan Karya Baru, Kecamatan Alang-Alang Lebar, untuk menagih utang.
Antoni yang sudah kesal karena utangnya membengkak menjadi Rp 24 juta, merasa sakit hati dan terlibat perdebatan dengan Anton yang berujung pada pemukulan dan pembunuhan.
"Singkatnya, utang itu membengkak menjadi Rp 24 juta. Bunga itu yang akhirnya timbul kekecewaan dan pada akhirnya terjadi perdebatan yang berujung pada pemukulan serta pembunuhan," kata Kapolrestabes Palembang, Senin (1/7/2024).
Sehari sebelum terjadinya pembunuhan, yakni pada Jumat (7/6/2024), Antoni menghubungi keponakan istrinya, Kevin.
Antoni menjelaskan persoalan yang tengah dihadapinya kepada Kevin dan mengajaknya untuk menghabisi korban.
Kevin juga mengajak teman satu kosannya, Pongky, untuk ikut bersamanya menghabisi Anton.
Pada Sabtu pagi, Kevin dan Pongky mendatangi Antoni di distro miliknya sekitar pukul 10.00 WIB.
Di sana, mereka bersama-sama menyusun rencana untuk menghabisi korban. Ketika Anton datang untuk menagih utang, mereka langsung menyerangnya.
Kevin bertugas menjerat leher Anton dengan kabel seling, sementara Pongky dan Antoni memukul korban hingga tewas.
Setelah memastikan korban sudah meninggal, mereka menyembunyikan jasadnya dengan mencor semen di sebuah toko pakaian yang tidak terpakai.
Polisi yang menerima laporan orang hilang dari keluarga korban segera melakukan penyelidikan.
Mereka mengumpulkan bukti dan mendapatkan informasi penting dari saksi-saksi di sekitar lokasi kejadian.