Kacang Tanah : Si Kecil Penuh Manfaat yang Semakin Dilirik Sebagai Komoditas Unggulan
Kacang tanah bukan cuma camilan, tapi juga komoditas unggulan yang siap dorong ketahanan pangan Indonesia-foto:Istimewa-
BACA JUGA:Minuman Bersoda: Populer namun Perlu Diwaspadai Dampaknya
Tak hanya itu, kacang tanah juga diketahui dapat membantu mengontrol kadar gula darah karena indeks glikemiknya yang rendah.
Hal ini membuatnya cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes dengan takaran yang tepat.
Kacang tanah telah menjadi bahan utama dalam berbagai sajian kuliner khas Indonesia.
BACA JUGA:Imbangi Pola Makan Tinggi Lemak Selama Libur dengan Olahraga Ringan
BACA JUGA:Kenali Tanda Bahaya Post Holiday Blues Pasca-Lebaran
Dari bumbu pecel, sambal kacang untuk sate, hingga cemilan seperti kacang goreng, kacang rebus, atau kacang telur—semuanya menggambarkan betapa akrabnya bahan ini dengan lidah masyarakat.
Industri rumahan pun menjadikan kacang tanah sebagai komoditas utama. Misalnya, di daerah Blitar, Jawa Timur, terdapat puluhan usaha kecil yang mengolah kacang tanah menjadi oleh-oleh khas berupa kacang asin dan kacang sangrai.
Permintaan yang tinggi, terutama menjelang lebaran dan musim liburan, membuat pelaku UMKM di sektor ini terus berkembang.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa produksi kacang tanah nasional pada tahun 2024 mencapai lebih dari 900 ribu ton.
Namun, angka ini masih dianggap kurang untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri yang mencapai lebih dari 1,2 juta ton per tahun.
Akibatnya, Indonesia masih harus mengimpor kacang tanah dari negara seperti India dan Vietnam.
Menteri Pertanian RI, Andi Setiawan, menyebutkan bahwa pemerintah tengah mendorong peningkatan produksi kacang tanah nasional melalui program intensifikasi dan penyediaan benih unggul.
“Kami ingin menjadikan kacang tanah sebagai salah satu komoditas strategis. Selain mengurangi impor, ini juga membuka peluang ekspor jika dikelola dengan baik,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers baru-baru ini.
Meski potensinya besar, para petani kacang tanah masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti harga jual yang fluktuatif, serangan hama penyakit, serta keterbatasan akses ke pasar yang lebih luas.