Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Prabowo: Jangan Lupakan Jasa Para Pendahulu !

Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia Jenderal Besar TNI (Purn) H. M. Soeharto-Foto : Antara-

KORANPALPOS.COM - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto resmi menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia Jenderal Besar TNI (Purn) H. M. Soeharto.

Penghargaan tersebut diterima oleh putri sulung almarhum, Siti Hardijanti Rukmana (Tutut Soeharto), selaku ahli waris, dalam upacara kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Senin (10/11/2025).

 

 

Dalam prosesi yang berlangsung khidmat itu, Tutut didampingi oleh adiknya, Bambang Trihatmodjo.

BACA JUGA:Mahfud: Soeharto Layak Jadi Pahlawan Nasional

BACA JUGA:Puan Minta Telaah Gelar Pahlawan Soeharto

Keduanya tampak haru saat Presiden Prabowo menyerahkan naskah Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.

 

Gelar tersebut diberikan atas jasa dan peran Soeharto dalam perjuangan bersenjata serta politik sejak masa kemerdekaan hingga memimpin Republik Indonesia selama lebih dari tiga dekade.

 

“Bapak Jenderal Soeharto telah berjasa besar dalam menjaga keutuhan bangsa dan memimpin pembangunan nasional selama masa yang panjang. Negara memberikan penghormatan tertinggi atas dedikasinya,” ujar Presiden Prabowo dalam sambutan resminya.

BACA JUGA:Puan Maharani: Usulan Gelar Pahlawan untuk Soeharto Harus Lewat Kajian Mendalam

BACA JUGA:Ziarah ke Makam Soeharto

 

Sebelum menjadi Presiden, Soeharto dikenal sebagai seorang pejuang muda yang ikut dalam perjuangan fisik mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Ia menjabat sebagai Wakil Komandan Badan Keamanan Rakyat (BKR) Yogyakarta, dan pada 1945 memimpin pelucutan senjata pasukan Jepang di kawasan Kota Baru.

 

Tindakan itu menjadi salah satu tonggak penting dalam upaya bangsa Indonesia mengambil alih kekuasaan militer dari tangan penjajah.

BACA JUGA:Dorong Penilaian Objektif dalam Pemberian Gelar Pahlawan Nasional

BACA JUGA:Gus Dur Layak Jadi Pahlawan Nasional : Alasannya Gagas Libur Imlek !

Selama masa Revolusi, Soeharto juga berperan dalam sejumlah operasi militer mempertahankan kemerdekaan hingga pembentukan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

 

Soeharto kemudian meniti karier militer hingga mencapai pangkat Jenderal Besar, dan pada tahun 1967 ditetapkan sebagai Presiden RI menggantikan Soekarno.

Ia memimpin Indonesia selama 32 tahun dalam masa yang dikenal sebagai Orde Baru, dengan fokus pada stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi nasional.

BACA JUGA:Siapa Saja Pahlawan Nasional dari Sumatera Selatan ? Menelusuri Jejak Pejuang yang Mengukir Sejarah !

BACA JUGA:PKB Usulkan Gus Dur Jadi Pahlawan Nasional

 

Penganugerahan gelar pahlawan ini dinilai sebagai momen bersejarah, karena menandai pengakuan negara terhadap peran Soeharto dalam sejarah bangsa, baik sebagai tokoh militer maupun negarawan.

 

Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menekankan bahwa setiap generasi bangsa perlu menghargai jasa para pendahulu yang telah berjuang untuk kemerdekaan dan pembangunan.

 

“Kita tidak boleh melupakan sejarah. Penghargaan ini bukan hanya bentuk penghormatan, tetapi juga pengingat bagi generasi muda untuk meneladani semangat perjuangan, kerja keras, dan dedikasi para pahlawan,” ujar Prabowo.

 

Sejumlah tokoh nasional dan pejabat tinggi negara turut hadir dalam upacara tersebut, termasuk Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, para menteri Kabinet Indonesia Maju, serta keluarga besar para tokoh penerima gelar pahlawan lainnya.

 

Selain Soeharto, pemerintah juga menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada sembilan tokoh bangsa lainnya dari berbagai bidang perjuangan — mulai dari politik, pendidikan, hukum, hingga sosial kemanusiaan.

Mereka adalah:

 

1. K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) – Presiden ke-4 RI, atas jasa besar dalam memperjuangkan demokrasi, pluralisme, dan pendidikan Islam.

 

2. Marsinah – Aktivis buruh yang dikenal gigih memperjuangkan hak-hak pekerja dan keadilan sosial.

 

3. Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja – Diplomat dan ahli hukum internasional, penggagas Konsep Wawasan Nusantara.

 

4. Hajjah Rahmah El Yunusiyyah – Tokoh pendidikan Islam dari Sumatera Barat, pendiri Madrasah Diniyah Putri Padang Panjang.

 

5. Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo – Tokoh militer dan pendidik, yang berperan penting dalam pembinaan generasi muda melalui AKABRI dan Gerakan Pramuka.

 

6. Sultan Muhammad Salahuddin – Tokoh dari Bima, Nusa Tenggara Barat, yang berjuang dalam bidang pendidikan dan diplomasi.

 

7. Syaikhona Muhammad Kholil – Ulama karismatik dari Bangkalan, Madura, guru para pendiri Nahdlatul Ulama.

 

8. Tuan Rondahaim Saragih – Pejuang dari Sumatera Utara, tokoh penting dalam perjuangan bersenjata melawan penjajah.

 

9. Zainal Abidin Syah – Sultan Tidore terakhir, pejuang diplomasi dari Maluku Utara yang konsisten membela kedaulatan wilayah timur Indonesia.

 

Soeharto, sebagai figur sentral dalam sejarah modern Indonesia, meninggalkan warisan besar di bidang pembangunan nasional.

Di bawah kepemimpinannya, Indonesia mencapai swasembada pangan, stabilitas ekonomi, dan peningkatan infrastruktur yang signifikan.

Namun, masa pemerintahannya juga diwarnai dengan kritik terkait pembatasan kebebasan politik dan pelanggaran HAM.

 

Meski demikian, banyak pihak menilai bahwa penganugerahan gelar pahlawan ini bukan berarti menghapus catatan sejarah, melainkan mengakui kontribusi nyata Soeharto dalam perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa.

 

Sejarawan Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Bambang Purwanto, menilai langkah pemerintah ini sebagai bagian dari upaya menyeimbangkan narasi sejarah.

 

“Soeharto adalah figur kompleks. Ia pejuang kemerdekaan sekaligus pemimpin pembangunan. Pengakuan ini perlu dipahami dalam konteks sejarah, bukan politik sesaat,” ujarnya.

 

Dalam kesempatan terpisah, Tutut Soeharto menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada Presiden Prabowo serta seluruh rakyat Indonesia atas penghargaan yang diberikan kepada ayahandanya.

 

“Kami sekeluarga bersyukur dan berterima kasih. Semoga jasa dan pengabdian Bapak Soeharto dapat menjadi teladan bagi generasi penerus bangsa,” ujar Tutut dengan suara bergetar.

 

Bambang Trihatmodjo menambahkan, penghargaan ini merupakan kehormatan besar bagi keluarga, sekaligus pengingat akan tanggung jawab moral untuk meneruskan perjuangan sang ayah.

 

Upacara penganugerahan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Pahlawan Nasional tahun 2025, yang mengusung tema “Semangat Pahlawan, Indonesia Maju.”

Presiden Prabowo berharap momentum ini dapat membangkitkan kembali nilai-nilai kepahlawanan di tengah tantangan zaman modern.

 

“Bangsa ini akan maju jika rakyatnya memiliki semangat juang, disiplin, dan cinta tanah air sebagaimana ditunjukkan para pahlawan kita,” ucap Prabowo menutup upacara.

 

Upacara berakhir dengan penghormatan kenegaraan dan lagu “Gugur Bunga” yang dinyanyikan secara serentak oleh seluruh tamu undangan — meninggalkan suasana haru dan kebanggaan mendalam di ruang Istana Negara.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan