Bergelut dengan Nestapa Akibat Bencana Sepanjang 2024
Warga melintasi puing bangunan rumah yang hancur akbiat dihantam banjir lahar dingin Gunung Marapi di Desa Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (16/5/2024).-Foto : ANTARA -
Bangsa ini masih perlu banyak belajar peka dalam menghadapi fenomena alam dan bersahabat dengannya.
BACA JUGA:Tarif Tol Terpeka per 17 Desember 2024 Kembali Normal : Berikut Daftar Tarif Terbaru !
BACA JUGA:Perkembangan Terbaru : Kasus Pemukulan Dokter Koas di Palembang !
Bencana mungkin adalah kuasa Tuhan Yang Maha Esa dan tidak bisa dihindarkan manusia, tetapi dampak kerusakan itu bisa diminimalisir melalui serangkaian strategi, keseriusan dan kesadaran kolektif yang penuh.
Ada kesadaran penuh tentang pentingnya mitigasi bencana alam.
Rangkuman Peristiwa Bencana
Ribuan orang warga di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, mengawali kehidupan di awal tahun 2024 dengan cobaan yang berat.
BACA JUGA:Tarif Tol Natal dan Tahun Baru Diskon 10 Persen : Berlaku Mulai 19 Desember 2024 - 3 Januari 2025 !
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Kurangi Tarif PBBKB sebesar 5 Persen : Ini Harapan Masyarakat !
Mereka sudah hidup di pengungsian akibat meletusnya Gunung Lewotobi Laki-Laki belum lama setelah memunajatkan doa syukur dalam acara perayaan pergantian tahun, pada 23 Januari 2024.
Saat itu, total sebanyak 5.547 orang warga dari empat desa di Flores Timur tinggal menempati pengungsian dan empat orang warga di antaranya dinyatakan meninggal dunia.
Meski 44 lokasi pengungsian sudah dilengkapi dengan peralatan medis, dapur umum, air bersih tetapi rasa was-was selalu menghampiri mereka.
Gunung api setinggi 1.584 meter di atas permukaan laut (MDPL) itu terus bergemuruh memuntahkan material vulkanik sewaktu-waktu bisa kembali menjangkau mereka yang bertahan di pengungsian satu bulan lamanya.
BACA JUGA:Berlaku 2025 : Pemerintah Tambah Pungutan Pajak Kendaraan Bermotor 66 Persen !
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Pastikan Stok Pangan Aman Jelang Nataru