Bergelut dengan Nestapa Akibat Bencana Sepanjang 2024
Warga melintasi puing bangunan rumah yang hancur akbiat dihantam banjir lahar dingin Gunung Marapi di Desa Bukik Batabuah, Kecamatan Canduang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Kamis (16/5/2024).-Foto : ANTARA -
KORANPALPOS.COM – Sepanjang tahun 2024 ini lebih dari 5,6 juta rakyat Indonesia menderita karena bencana banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gempa bumi, kebakaran lahan, dan gunung meletus hingga pergerakan tanah.
Bukan sekadar harta-benda dari hasil jerih payah membanting tulang setiap hari yang hancur dalam sekejap, tetapi mereka juga harus merelakan para orang terkasih; entah itu anak, ibu, ayah, paman, bibi maupun rekan kerja yang menjadi korban bencana untuk pergi meninggalkan dunia ini selama-lamanya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan setidaknya selama periode 1 Januari – 15 Desember 2024 ada sebanyak 1.942 kali peristiwa bencana alam yang melanda hampir ke seluruh penjuru negeri.
BACA JUGA:Komika Mega Salsabila Buka Sesi Curhat
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG 21 Desember 2024 : Hujan Sedang hingga Lebat di Mayoritas Wilayah Indonesia !
Selama periode itu, teridentifikasi total ada sebanyak 469 orang meninggal dunia, 58 orang dinyatakan hilang dan 1.157 orang harus mendapatkan perawatan medis akibat luka yang di deritanya.
Lebih dari 61.554 unit rumah warga rusak dan 10.821 unit rumah di antaranya rusak berat,
bahkan ada yang rata dengan tanah.
Bencana juga merusak fasilitas publik seperti rumah ibadah 387 unit, sentra pelayanan kesehatan 47 unit (rumah sakit, puskesmas, posyandu dan sebagainya), 515 unit gedung sekolah dan lebih dari 100 kilometer infrastruktur jalan hingga ribuan unit jembatan.
BACA JUGA:Dewan Pengupahan Sumsel Rampungkan Besaran UMSK 2025 : Berikut Daftar Tiap Kabupaten/Kota !
Rentetan peristiwa bencana alam ini telah membuat para buruh tani, nelayan dan pengusaha tambak ikan merugi bahkan kehilangan mata pencaharian karena ratusan ribu hektare ladang pertanian dan tambak mereka rusak.
Tak sedikit dari mereka terpaksa meninggalkan kampung halaman akibat kerusakan yang tak tertolong lagi.
Semua itu menjadi bukti bahwa bencana adalah ancaman nyata, mengantarkan duka mendalam bagi anak negeri, menghambat laju pertumbuhan ekonomi hingga penyelenggaraan pendidikan di tanah air.