Membangun Ketahanan Pangan Dimulai dari Pekarangan Rumah

Sabtu 22 Jun 2024 - 19:59 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Dahlia

Selebihnya seratusan SMK PP lainnya milik pemerintah daerah atau yayasan.

Rata-rata 27.000 siswa menempuh pendidikan di SMK-PP yang setiap tahunnya meluluskan sekitar 9.000 siswa yang siap bekerja di dunia usaha/industri atau menjadi wirausahawan muda pertanian.

Sampailah pada solusi rantai distribusi, kini telah hadir sejumlah pelantar daring yang mengusung konsep bisnis produk pertanian berbasis digital. 

Jenama, seperti Sayurbox, Segari, Bakul Sayur Online atau perusahaan rintisan Mart77 telah berkibar dalam beberapa tahun terakhir, membuat terobosan dalam memangkas rantai pasok dengan menyerap hasil panen petani untuk ditawarkan ke konsumen.

Sementara, salah satu usaha pemerintah dalam memotong rantai pasok pangan adalah dengan membangun Toko Tani Indonesia (TTI) yang telah tersebar luas di hampir seluruh daerah. 

TTI menjual aneka bahan pangan dari hasil panen petani lokal dengan kualitas baik dan harga murah.

Bila ke semua krida di bidang pertanian tersebut berjalan mulus, tentu menumbuhkan asa masa depan pangan yang lebih tertata.

Gairah Bertani

Kerinduan kembali ke alam dan kebosanan terimbas ketidakmenentuan harga pangan telah menggugah banyak kalangan untuk menyemarakkan kegiatan bertani, setidaknya sekadar mencukupi kebutuhan sendiri dan berbagi dengan tetangga sekitar.

Kesadaran bertani, selain digalakkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan sejumlah pejabat pemerintah di berbagai kesempatan, juga diinspirasi oleh banyak pemengaruh di media sosial berbagi video dengan konten-konten kreatif yang menggoda.

Sebutlah akun @Tanduria, @RumahAgroTani, @infarmid dan @Rynfarm yang rajin menyebarkan tutorial serta tips bercocok tanam sayur dan buah, juga menginformasikan khasiat beragam tanaman bagi kesehatan, kebersihan udara, atau keasrian lingkungan.

Adapula akun @Hidupdikakigunung yang mencontohkan hidup sehari-hari dengan mencukupi pangan keluarga dari hasil kebun dan sawah sendiri.

Kreator konten produktif yang tinggal di kaki Gunung Kelud di Blitar, Jawa Timur, itu melalui karya-karya videonya menggambarkan sebuah rumah mandiri pangan, mulai dari padi, sayur-mayur, buah-buahan, ikan, hingga ternak, semua ditanam dan dibudidayakan. 

Bahkan, pemilik akun tersebut juga sering mengajak audiens untuk menyaksikannya bereksperimen ala survival dengan mencari bermacam tumbuhan liar, lalu diolahnya menjadi makanan dan kemudian diceritakan hasilnya, apakah jenis tumbuhan tersebut layak dan enak dikonsumsi.

Selain beberapa akun tersebut masih banyak para pesohor medsos berpengikut ratusan ribu yang mendedikasikan karyanya untuk kampanye bertani dari rumah sendiri agar kebutuhan pangan sehari-hari tercukupi, sehingga tidak mudah terguncang ketika harga pangan di pasaran membumbung tinggi.

Terpantau dari percakapan para pengikut di kolom komentar bahwa mereka sangat mengapresiasi konten-konten edukatif yang menginspirasi. Banyak dari mereka mengaku telah mempraktikkannya dengan mengisi pekarangan rumah berbagai tanaman pangan.

Kategori :