Menurut Igo, begitu ia biasa disapa, perlu adanya kesadaran pangan bersama.
BACA JUGA:FKM Palembang Kawal Ombudsman Usut Tuntas Permainan PPDB SMA di Sumatera Selatan
BACA JUGA:Utamakan Dialog untuk Hasilkan Solusi Tepat
Saat ini, seperti di Pulau Jawa, wilayah paling padat penduduk, lahan pertanian berkurang karena menjadi permukiman warga.
Masyarakat perlu membuat terobosan baru, yakni bercocok tanam di lahan sekitar. Bisa dengan teknik-teknik terbaru bercocok tanam.
Petani masih menjadi profesi yang belum diperhitungkan oleh Gen Z, saat ini, padahal momok ke depan yang menanti ialah pasokan bahan pangan.
Sejumlah studi kekinian menyebutkan bahwa Gen Z banyak menganggur. Dari data BPS, setidaknya ada 9,89 juta anak muda pada rentang usia 15-25 tahun tidak sedang menempuh pendidikan, pelatihan atau menekuni pekerjaan.
BACA JUGA:Apriyadi-Toha Saling Puji : Siap Bawa Muba Lebih Baik !
BACA JUGA:Hati-hati Bagi ASN yang Hobi Judi Daring : Mendagri Sudah Siapkan Aturan Sanksi Tegas !
Para pemangku kepentingan hendaknya jeli, dengan memberdayakan mereka untuk menjadi petani andal.
Mereka, bahkan, bisa menjadi soko guru penghasil pangan di masa depan.
Generasi Z adalah kelompok usia yang fasih teknologi, hal ini menjadi nilai plus mereka untuk mengembangkan hasil panen optimal.
Tentu, perlu stimulus berbagai pihak, seperti pengadaan bibit unggul, kemudahan pupuk, teknologi tepat guna pertanian modern dan harga jual panen yang bersaing.
Indonesia negeri agraria yang seolah menjadi pesakitan karena tidak memiliki ketahanan pangan kuat.
BACA JUGA:Hati-hati Bagi ASN yang Hobi Judi Daring : Mendagri Sudah Siapkan Aturan Sanksi Tegas !
BACA JUGA:Genjot Pembangunan, Maksimalkan 9 Gerakan Serentak se-Sumsel