OGANILIR, KORANPALPOS.COM - Di wilayah Pemulutan, Ogan Ilir, bebek itik merupakan salah satu jenis unggas yang banyak diternakkan oleh masyarakat setempat.
Topografi daerah yang didominasi sawah dan rawa sangat cocok sebagai habitat alami itik yang diumbarkan lepas ke alam.
Aldy, penyuluh pertanian lapangan Kecamatan Indralaya, menjelaskan bahwa ada sekitar 400-500 itik yang diternakkan oleh masyarakat.
“Kami melakukan pendataan di lapangan, mengecek masyarakat yang memelihara itik. Mungkin ada sekitar belasan warga yang memiliki itik dan diternakkan di pekarangan rumah,” ujarnya.
BACA JUGA:Polres OKU Latih Sopir Angkutan Umum Tentang Bantuan Hidup Dasar
BACA JUGA:Cegah Gangguan Kamtib, Lapas Sekayu Perbaiki Pintu di Area P2U
Meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak, masyarakat setempat mengakui bahwa itik merupakan unggas yang menguntungkan untuk diternakkan selain ayam.
“Paling tidak setiap orang itu ada 30an itik yang mereka pelihara. Telurnya mereka jual di warung-warung sekitar. Hasilnya untuk tambahan kebutuhan rumah tangga,” sebut Aldy.
Namun, saat dilakukan pengecekan, ditemukan masalah produksi telur itik yang mengalami penurunan.
“Itiknya sehat, tapi produksi telurnya tidak terlalu banyak,” katanya.
BACA JUGA:Camat Muara Kuang Dilaporkan ke Inspektorat Ogan Ilir : Ini Penyebabnya !
BACA JUGA:Tim Dokkes Polres OKU Beri Pelayanan Kesehatan Bagi Disabilitas
Hal ini diakui oleh masyarakat sebagai akibat dari harga pakan ternak yang melambung tinggi, sehingga kecukupan nutrisi itik untuk bertelur tidak tercukupi.
Tingkat produksi telur itik tersebut belum mencapai 50 persen, hanya sekitar 10-15 persen saja yang bertelur.
Selama ini, peternak lebih memilih untuk mengumbar itik peliharaannya ke alam untuk mencari makan sendiri. Biasanya, itik akan mencari makan berupa rumput lebak.