KULINER,KORANPALPOS.COM - Kreco, atau sering dikenal juga dengan nama tutut, merupakan salah satu jenis siput sawah yang banyak ditemukan di wilayah pedesaan Jawa.
Meskipun tampilan fisiknya mungkin tidak seatraktif kuliner lainnya, kreco menyimpan rasa unik yang telah memikat hati banyak penggemar kuliner.
Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas kreco sebagai makanan tradisional semakin meningkat, baik di kalangan masyarakat lokal maupun wisatawan yang mencari pengalaman kuliner otentik.
Kreco telah menjadi bagian dari budaya kuliner Jawa sejak zaman dahulu.
BACA JUGA:Es Doger Minuman Segar Pilihan untuk Menyegarkan di Musim Panas
BACA JUGA:Gulai Daun Singkong : Warisan Kuliner Nusantara yang Menggugah Selera
Awalnya, kreco dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan sebagai lauk pauk tambahan yang murah dan mudah didapatkan.
Siput sawah ini hidup di perairan dangkal dan sawah, sehingga mudah diakses oleh petani dan penduduk desa.
Tradisi memasak kreco kemudian diwariskan dari generasi ke generasi, dengan berbagai resep dan cara memasak yang terus berkembang hingga saat ini.
Pengolahan kreco memerlukan teknik khusus agar menghasilkan hidangan yang lezat. Proses pertama adalah membersihkan siput dari lumpur dan kotoran.
BACA JUGA:Bawang Goreng : Lebih dari Sekadar Pelengkap Makanan
BACA JUGA:Menikmati Kelezatan Tradisi Kuliner Indonesia : Ayam Opor yang Menggoda Selera
Kreco biasanya direndam dalam air garam selama beberapa jam atau semalaman agar kotorannya keluar. Setelah itu, kreco direbus dengan berbagai rempah seperti daun salam, lengkuas, dan serai untuk menghilangkan bau amis.
Setelah direbus, kreco siap diolah menjadi berbagai macam hidangan.
Salah satu cara pengolahan yang populer adalah tumis kreco, di mana kreco ditumis dengan bumbu seperti bawang putih, bawang merah, cabai, dan kemangi.