LUBUKLINGGAU, KORANPALPOS.COM - Sejak tiga hari terakhir, salah satu Icon Kota Lubuklinggau yakni Bukit Sulap, menghilang dari pandangan.
Kondisi itu disebabkan tebalnya embun dan sejuknya cuaca di pagi hari.
Begitupun pagi ini, Kamis 11 April 2024, embun kembali menyelimuti Kota Lubuklinggau.
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Siapkan Antisipasi Kemacetan di Jalintim saat Arus Balik
BACA JUGA:Solusi Atasi Kemacetan Horor, Pj Gubernur Sumsel Usulkan Pelebaran Jalan Palembang - Betung
Kondisi seperti ini tentu saja banyak didambakan masyarakat, terutama mereka yang berada di perkotaan padat penduduk.
Namun, tidak semua kota mendapatkan anugerah tak ternilai seperti itu.
Kota Lubuklinggau sendiri sudah lama tak menikmati embun di pagi hari.
BACA JUGA:Awas ! Ada Pohon Tumbang di Jalan Lintas Sumatera Semidang Aji Kabupaten OKU Sumatera Selatan
BACA JUGA:Mati Pajak saat Libur Lebaran, Samsat Prabumulih Beri Dispensasi Perpanjangan dan tak Didenda
Polusi udara dari asap kendaraan setiap harinya sudah menghiasi Kota Lubuklinggau sama seperti kota-kota lainnya.
Namun, Kawasan Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Bukit Sulap, yang menjadi penyumbang oksigen terbesar untuk wilayah Kota Lubuklinggau dan daerah sekitarnya, menjadi keberuntungan tersendiri bagi Kota Lubuklinggau.
Meski polusi udara tinggi, namun oksigen yang dilepas Bukit Sulap membantu warga Kota Lubuklinggau untuk bisa tetap menghirup udara sehat, terutama di pagi hari, terlebih usai hujan di malam atau subuh dini hari, seperti pagi ini.
BACA JUGA:Atasi Kemacetan, Pemudik Bisa Gunakan Jalan Alternatif Ini
BACA JUGA:Sinergi Atasi Inflasi, Stunting dan Kemiskinan Ektrem di Sumsel