Ia juga menekankan perlunya kurikulum pendidikan teknik yang adaptif untuk mendukung kebutuhan industri yang terus berkembang.
Salah satu komponen utama dalam ekosistem smart city adalah internet of things (IoT).
Sensor dan perangkat IoT tersebar di berbagai titik kota, mulai dari lampu jalan, kendaraan, gedung, sistem air, hingga tempat sampah.
Perangkat-perangkat ini mengumpulkan data secara terus-menerus, seperti kualitas udara, suhu, kelembapan, dan kepadatan lalu lintas.
Telko berperan dalam menyediakan jaringan komunikasi yang mendukung konektivitas antar perangkat IoT, baik melalui LPWAN, NB-IoT, maupun jaringan 5G.
Mereka juga mengelola platform IoT yang memungkinkan integrasi data dari berbagai sumber dan menyediakan analitik berbasis kecerdasan buatan.
Di samping itu, telko menjamin keamanan data melalui sistem enkripsi dan proteksi terhadap ancaman siber.
Di kota-kota, seperti Jakarta dan Bandung, sensor IoT telah digunakan untuk memantau banjir, mengatur lampu lalu lintas secara dinamis, serta mendeteksi tingkat polusi udara dan semua itu bergantung pada konektivitas yang disediakan oleh telko.
Seiring dengan meningkatnya volume data yang dihasilkan oleh perangkat IoT, tantangan baru muncul dalam hal pemprosesan data secara cepat dan efisien.
Di sinilah konsep edge computing menjadi relevan.
Edge computing memungkinkan data diproses di dekat sumbernya, tanpa harus dikirimkan ke pusat data yang jauh.
Telko berperan dalam menyediakan infrastruktur edge, seperti pusat data mikro yang tersebar di berbagai titik kota, serta mengintegrasikannya dengan jaringan inti untuk analisis lanjutan.
Teknologi ini mendukung aplikasi real-time, seperti pengaturan lalu lintas otomatis, sistem keamanan berbasis analitik video, dan layanan darurat.
Sebagai contoh, kamera CCTV yang mendeteksi perilaku mencurigakan dapat langsung mengirimkan peringatan kepada petugas keamanan, tanpa harus menunggu proses analisis dari pusat data.
Meskipun demikian, smart city bukan hanya tentang teknologi, melainkan juga tentang interaksi antara manusia dan sistem digital.
Konektivitas real-time memungkinkan warga kota untuk berpartisipasi aktif dalam ekosistem smart city.