Kemkomdigi Dorong Internet Murah, Perempuan Papua Bangkit di Era Digital dan Smart City

Kamis 23 Oct 2025 - 20:24 WIB
Reporter : Bambang Samudera
Editor : Dahlia

Dengan menghadirkan solusi digital yang tepat, kita dapat memastikan wilayah 3T turut merasakan manfaat kemajuan teknologi lewat karya video kreator konten menjadi bagian aktif dalam pembangunan nasional.

Ketersediaan infrastruktur, seperti program pelatihan digital yang merata, dan ruang aman untuk berekspresi, membuat para perempuan asli Papua bisa menjadi bagian penting dari narasi digital Indonesia yang inklusif dan beragam.

Perempuan Papua memiliki potensi besar di dunia konten digital.

Dengan kreativitas, nilai budaya yang kuat, dan keberanian untuk bersuara, mereka tidak hanya bisa mengubah hidup sendiri, tetapi juga menginspirasi banyak orang dan membawa perubahan positif bagi Tanah Papua.

Dalam lanskap urban yang semakin terdigitalisasi, konsep smart city telah berkembang menjadi suatu keniscayaan dalam menjawab tantangan kehidupan perkotaan modern.

Kota pintar bukan lagi sekadar visi futuristik, melainkan sebuah sistem yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi, kenyamanan, dan keberlanjutan hidup masyarakat.

Di balik kompleksitas teknologi yang menopang sistem smart city ini, terdapat satu elemen fundamental yang sering kali luput dari perhatian, yakni telekomunikasi.

Peran ini sangat sentral sebagai fondasi digital yang memungkinkan seluruh komponen kota pintar berfungsi secara terintegrasi.

Telekomunikasi menyediakan infrastruktur yang memungkinkan pertukaran data secara real-time antara perangkat, sistem, dan manusia.

Tanpa konektivitas yang stabil dan cepat, berbagai layanan smart city, seperti manajemen lalu lintas berbasis sensor, pemantauan kualitas lingkungan, serta layanan publik digital, tidak akan dapat berjalan secara optimal.

Jaringan serat optik, teknologi 4G dan 5G, serta konektivitas satelit yang disediakan oleh telko menjadi tulang punggung dari sistem komunikasi kota.

Selain itu, telko juga mengelola pusat data dan layanan cloud yang menyimpan serta memproses data dalam skala besar, menjadikan mereka sebagai penggerak utama transformasi digital untuk mendukung smart city.

Dari perspektif akademik, pembangunan smart city tidak hanya bergantung pada ketersediaan teknologi, tetapi juga pada kemampuan masyarakat dalam memanfaatkannya.

Prof Fadhillah Azhar dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengemukakan konsep communicative Ccty, yang menekankan pentingnya sistem komunikasi yang inklusif sebagai fondasi awal pembangunan smart city.

Menurutnya, kesenjangan digital harus dijembatani agar implementasi kota pintar dapat berlangsung secara berkelanjutan.

Sementara itu, Dr Nur Syifa, dari Universitas Negeri Jakarta, menyoroti peran teknologi elektronika dan perangkat IoT dalam lima domain utama smart city, yakni smart governance, smart mobility, smart environment, smart energy, dan smart living.

Kategori :