Prasetyo menekankan perhatian pemerintah tidak hanya tertuju pada satu platform tertentu, melainkan mencakup seluruh bentuk konten digital yang berpotensi membentuk perilaku menyimpang pada anak-anak dan remaja, termasuk gim, siaran televisi, media sosial, hingga pemberitaan di media arus utama.
Menurut dia, upaya melindungi generasi muda dari konten negatif merupakan tanggung jawab bersama, baik secara moral, etik, maupun sosial.
Prasetyo mencontohkan sejumlah peristiwa kekerasan yang melibatkan anak terhadap orang tuanya sebagai bentuk kekhawatiran atas pengaruh konten semacam itu.
"Kita harus betul-betul mencoba mengurangi hal-hal yang bisa menumbuhkan sesuatu yang kurang baik bagi yang menonton, terutama bagi generasi muda-generasi muda kita.," ujar Prasetyo.
Lebih lanjut dia menyebut Kementerian Komunikasi dan Digital telah melakukan evaluasi harian terhadap berbagai platform, termasuk televisi, media sosial, dan aplikasi permainan untuk mendeteksi keberadaan unsur kekerasan, kebencian, maupun perilaku destruktif lainnya.
Dia menambahkan perlindungan terhadap generasi muda merupakan hal penting mengingat Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari ribuan pulau, suku, agama, dan bahasa.
"Bapak Presiden mengingatkan kepada kita semua untuk kita selalu mawas diri. Sehingga apapun tadi bentuknya yang bisa mempengaruhi atau memicu terjadinya saling, antara satu sama lain ini sebisa mungkin kita minimalisir," ucap dia.
Sebelumnya, Mendikdasmen Abdul Mu'ti mengingatkan bahaya permainan Roblox dan melarang para murid untuk bermain Roblox dikarenakan permainan tersebut menampilkan banyak adegan kekerasan.
“Kalau main HP tidak boleh menonton kekerasan, yang di situ ada berantemnya, di situ ada kata-kata yang jelek-jelek, jangan nonton yang tidak berguna ya. Nah yang main blok-blok (Roblox) tadi itu jangan main yang itu ya karena itu tidak baik ya,” kata Mendikdasmen Mu'ti di Jakarta, Senin (4/8). (ant)