Dalam kesempatan itu, Kapolres Mura AKBP Andi Supriadi, menjelaskan bahwa hari ini pihaknya sengaja melakukan peninjauan, monitoring sekaligus memberikan bantuan kepada korban banjir di Kelurahan Muara Kelingi dan Kelurahan Muara Lakitan.
Dari monitoring di dua Kecamatan itu lanjunya, diketahui jika volume air masih terbilang tinggi yakni lebih kurang 45 cm hingga 90 centimeter (cm).
"Selain melakukan monitoring atau meninjau langsung ke lokasi titik banjir kita juga memberikan bantuan kepada warga yang terdampak, semoga dengan sedikit bantua ini, bisa mengurangi beban para korban bencana banjir," katanya.
Dalam kesempatan itu Kapolres juga mengingatkan warga apabila terserang penyakit kiranya untuk dapat langsung berobat di Posko kesehatan yang telah didirikan oleh Dinkes dan Puskesmas.
Dia juga menghimbau kepada warga untuk tetap waspada, apabila debit air kembali naik untuk segera mungkin mengungsi ditempat yang lebih tinggi.
Terpisah, ribuan warga Kelurahan Payuputat Prabumulih, Senin 15 januari 2024 sekitar pukul 23.30 WIB, mendadak panik.
Pasalnya, jembatan penghubung di Jalan Raya Payuputat, yang menjadi akses utama, terputus akibat luapan air Sungai Lematang.
Luapan air Sungai Lematang juga menggenangi rumah serta kebun milik warga setempat.
Murdani, salah seorang warga yang terdampak, mengungkapkan air Sungai Lematang diduga akibat tingginya intensitas curah hujan di Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat.
“Mungkin di Muara Enim dan Lahat hujan deras, akibatnya air Sungai Lematang menjadi meluap sehingga tempat kami ini mengalami banjir dan jembatan yang berada di perbatasan RW 001 dan RW 01 putus,” ungkap Murdani.
Dampak dari putusnya jembatan ini sambung Murdani, warga tidak hanya menghadapi kesulitan keluar dari Payuputat, tetapi juga aktivitas sehari-hari mereka menjadi terganggu.
Kendaraan tidak dapat melintas karena jalan terputus, dan bahkan kebun karet milik warga juga terendam banjir.
Senada dikatakan Ahmad, seorang petani setempat.
"Dak bisa ngapo-ngapo, motor dak bisa lewat nak ke kebun kebunnya terendam banjir," katanya dengan nada pelan.
Ahmad berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan membangun jembatan darurat agar mereka dapat kembali beraktivitas.
"Kalu bisa bangun jembatan darurat jadilah, karena kami tidak bisa apa-apa kalau jembatan tidak ada," tutur Ahmad.