Pintu masuk ke ruangan dalam keadaan terkunci, akses menuju ruang kerja Kadin PU PR juga terlihat dalam kondisi terkunci.
BACA JUGA:Oknum Guru Silat di Ponpes Ogan Ilir diduga Cabuli Siswanya, Korban Mencapai 16 Santri
BACA JUGA:Lakalantas Maut di Jalinteng Sekayu-Lubuklilnggau : Ayah dan Anak Tewas Tragis Ditabrak Strada !
Sejumlah awak media yang akan melihat ke dalam tidak bisa masuk.
Melihat melalui kaca juga tak terlihat lantaran lampu masih dalam kondisi padam.
"Masih sepi Pak yang masuk kantor," kata seorang karyawan.
Bahkan beberapa pegawai sebelumnya terlihat mengobrol di luar kantor.
BACA JUGA:3 Hari Dilaporkan Hilang : Bocah Perempuan 9 Tahun Ditemukan Meninggal di Sungai Komering !
BACA JUGA:Polres OKU Tangkap Pelaku Pengecor BBM Bersubsidi
Sekdin PUPR OKU, Darajatun ditemui usai rapat pada Senin siang mengaku belum mengetahui apakah benar pintu ruangan Kadin PUPR OKU telah disegel KPK.
Pria yarng karib disapa Ajat juga belum bisa berkomentar terkait penangkapan kadin PUPR OKU.
Dia meminta sejumlah awak media yang datang, untuk mengamnbil gambar di luar saja.
"Belum masuk kantor. Karena saat OTT KPK, yakni Sabtu dan Minggu itu hari libur," ujarnya.
Diketahui dari delapan orang yang dibawa tim KPK ke Jakarta, enam orang ditetapkan sebagai tersangka, dengan barang bukti uang Rp2,6 miliar.
Empat orang sebagai penerima suap yaitu Kepala Dinas PUPR Kabupaten OKU Nopriansyah (Nov), Ketua Komisi III DPRD OKU M Fahrudin (MF), anggota Komisi III DPRD OKU Ferlan Juliansyah (FJ) dan Ketua Komisi II DPRD OKU Umi Hartati (UH).
Sedangkan dua tersangka dari pihak swasta sebagai penyuap yaitu M Fauzi alias Pablo (MFZ) dan Ahmad Sugeng Santoso (ASS).