KULINER.KORANPALPOS.COM - Danish pastry, atau yang sering disebut "danish" saja, adalah salah satu jenis pastry yang digemari di seluruh dunia.
Dengan teksturnya yang lembut dan berlapis, serta rasa manis yang memikat, Danish pastry menjadi pilihan populer untuk sarapan, camilan, atau teman minum kopi.
Namun, di balik kelezatannya, ada sejarah panjang dan menarik yang menjadikan kudapan ini istimewa.
Meski namanya Danish pastry, kudapan ini sebenarnya memiliki akar sejarah dari Austria.
BACA JUGA:Saus Keju : Tren Kuliner yang Semakin Digemari Masyarakat
BACA JUGA:Pisang Gapit : Makanan Tradisional dengan Kelezatan yang Tak Ternilai
Pada awal abad ke-19, sejumlah pembuat roti asal Austria diundang ke Denmark untuk mengisi kekosongan tenaga kerja akibat mogok kerja para pembuat roti Denmark.
Salah satu resep yang dibawa oleh pembuat roti Austria adalah teknik membuat adonan berlapis, yang kemudian diadopsi dan dimodifikasi oleh pembuat roti lokal di Denmark.
Perubahan signifikan dilakukan oleh pembuat roti Denmark dengan menambahkan mentega ke dalam lapisan adonan, menciptakan tekstur yang lebih kaya dan lembut.
Sejak saat itu, Danish pastry berkembang menjadi ikon kuliner Denmark yang mendunia.
BACA JUGA:Macam-Macam Seafood yang Ada di Indonesia: Kekayaan Laut yang Menggugah Selera
BACA JUGA:Papeda : Nikmatnya Hidangan Khas Indonesia dengan Kuah Pindang yang Lezat
Danish pastry memiliki ciri khas berupa adonan berlapis-lapis yang dihasilkan melalui proses laminasi, yaitu teknik melipat adonan dengan mentega sehingga menciptakan tekstur berlapis.
Adonan ini biasanya diberi isian manis seperti selai buah, custard, cokelat, atau kacang-kacangan.
Beberapa varian juga dihiasi dengan taburan gula halus atau glaze di atasnya.