Di kancah internasional, kacang kapri populer dalam masakan Asia, seperti stir-fry, serta dalam masakan Barat sebagai pelengkap salad dan hidangan panggang.
Keunggulan kacang kapri adalah fleksibilitasnya dalam berbagai jenis masakan.
Polongnya yang renyah dapat dimakan mentah sebagai camilan sehat, atau dimasak sebentar untuk mempertahankan tekstur dan nutrisinya.
Di Indonesia, kacang kapri memiliki potensi besar sebagai komoditas pertanian dan bahan baku industri kuliner.
Permintaan terhadap kacang kapri terus meningkat, terutama dari restoran, hotel, dan pasar swalayan yang menyajikan makanan sehat.
Selain itu, tren makanan organik yang semakin berkembang juga membuka peluang bisnis baru bagi petani kacang kapri.
Produk kacang kapri organik dapat dijual dengan harga lebih tinggi di pasar lokal maupun ekspor.
Beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan memiliki permintaan tinggi terhadap kacang kapri berkualitas, sehingga Indonesia memiliki peluang untuk menjadi salah satu eksportir utama.
Bagi pelaku usaha kuliner, kacang kapri dapat dijadikan bahan untuk menciptakan produk inovatif seperti camilan sehat, sup instan, atau salad siap saji.
Dengan pengemasan yang menarik dan promosi yang tepat, kacang kapri dapat menjadi produk yang diminati di pasar domestik dan internasional.
Meskipun memiliki banyak keunggulan, budidaya kacang kapri juga menghadapi beberapa tantangan.
Salah satunya adalah serangan hama dan penyakit tanaman, seperti kutu daun dan embun tepung.
Untuk mengatasi hal ini, petani dapat menggunakan metode pengendalian hama secara alami, seperti rotasi tanaman dan penggunaan pestisida organik.
Selain itu, fluktuasi harga di pasar juga menjadi tantangan bagi petani.
Oleh karena itu, diperlukan dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait untuk memastikan stabilitas harga dan memberikan akses pasar yang lebih luas bagi petani kacang kapri.
Kacang kapri adalah komoditas yang menjanjikan, baik dari segi kesehatan maupun peluang bisnis.