"Kami sangat menghargai langkah ini. Meskipun setiap tahun kami harus waspada dengan banjir, setidaknya kami merasa lebih tenang karena pemerintah sudah siap dengan peralatan seperti perahu karet dan logistik," ujar Joko, seorang warga di Kabupaten Musi Banyuasin, Selasa (10/12).
Senada dengan Joko, Eti, warga Kabupaten Banyuasin, juga menyatakan harapannya agar simulasi dan apel yang dilakukan pemerintah benar-benar efektif.
"Kami berharap pemerintah tidak hanya melakukan simulasi, tapi juga memberikan pelatihan kepada warga untuk penanganan darurat. Ini sangat penting agar warga bisa lebih sigap saat bencana datang," katanya.
Namun, meskipun mayoritas warga mendukung upaya yang dilakukan, beberapa di antaranya masih merasa khawatir dengan dampak dari bencana.
Ahmad, seorang petani dari OKU Timur, mengungkapkan ketakutannya terhadap kerugian yang mungkin ditimbulkan akibat tanah longsor.
"Kami khawatir kebun kami akan rusak dan sumber mata pencaharian kami hilang. Semoga pemerintah bisa memberikan solusi lebih lanjut terkait pemulihan setelah bencana terjadi," ujar Ahmad.
Disisi lain, masyarakat berharap agar penanggulangan bencana tidak hanya berhenti pada tahap siaga darurat, tetapi juga ada kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah dan warga.
"Kami berharap ada peningkatan infrastruktur dan sistem peringatan dini yang lebih baik. Selain itu, edukasi kepada masyarakat juga sangat penting, agar mereka tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana datang," ungkap Rahma, seorang ibu rumah tangga dari Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU).
Terpisah, Kepala BPBD Muba H Pathi Riduan dalam persiapan antisipasi yang dilakukan Pemkab Muba untuk mencegah bencana alam di Sumsel khususnya di kabupaten Muba mengatakan bahwa ada 4 kabupaten ini yang sudah menetapkan siaga Banjir dan longsor yang di tandai dengan SK Bupati.
"Keempat kabupaten ini yang mendapat bantuan dari BNPB, untuk kabupaten Muba sendiri kita mendapatkan dukungan dari Pemkab Muba," terang Pathi.
Kemudian, pihak Pemkab Muba sendiri lanjut Pathi, memberikan dukungan dengan persiapan antara lain sembako sebanyak 200 paket, hygine kit sebanyak 200 paket makanan siap saji 200 paket, selimut 200 lembar, terpal 200 lembar, matras 200 lembar, karung geotec / geobag (bahan tanggul sementara) sebanyak 200 lembar, tenda pemgungsi : 2 unit, chain saw 5 unit, dan pompa alkon sebanyak 3 unit.
Sedangkan BPBD) OKU Selatan, melakukan penyusunan Kajian Risiko Bencana (KRB) 2024 untuk mengumpulkan data terkait potensi risiko bencana yang mungkin terjadi di setiap wilayah.
Kepala BPBD OKU Selatan, Koni Ramli di Muaradua, mengatakan bahwa kajian risiko bencana ini bertujuan untuk menilai potensi bahaya, kerentanannya, serta kapasitas daerah dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi.
"Kegiatan ini perlu dilakukan mengingat OKU Selatan salah satu kabupaten di Sumsel yang rawan terjadi bencana banjir dan tanah longsor saat musim hujan," katanya.
Menurutnya, pengumpulan data mengenai risiko bencana ini sangat penting untuk menentukan tindakan yang tepat baik sebelum, saat, maupun setelah bencana terjadi.
Dengan memahami potensi risiko di setiap wilayah, kata dia, pemerintah daerah dapat menyusun strategi penanggulangan yang lebih cepat dan efektif.