Konsisten Kembangkan Desa Tangguh Bencana

Gubernur Sumsel H Herman Deru bahas desa tangguh bencana-Foto : Istimewa-
KORANPALPOS.COM - Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan konsisten mengembangkan desa tangguh bencana (Destana) di kawasan rawan terjadi bencana banjir, tanah longsor, serta kebakaran hutan dan lahan.
"Pengembangan Destana terus dilakukan, sejak dibentuk April 2022 hingga kini sudah dikembangkan ratusan desa tangguh bencana di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu," kata Gubernur Sumsel Herman Deru di Palembang, Jumat (01/08/2025).
Dia menjelaskan untuk mengembangkan Destana, pihaknya menugaskan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) provinsi setempat memetakan desa yang tergolong rawan bencana.
Destana perlu dikembangkan di kawasan rawan terjadi bencana banjir, tanah longsor, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sehingga jika terjadi bencana tersebut masyarakat setempat bisa melakukan penanggulangan pertama dengan cepat dan tepat.
BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Pastikan Sumsel Siap Gelar Kejurnas 2025
Dengan kemampuan penanggulangan pertama, diharapkan dapat dicegah timbulnya korban jiwa dan kerugian harta benda masyarakat dalam jumlah besar, ujar Gubernur Herman Deru.
Sementara sebelumnya Kepala Pelaksana BPBD Sumsel, M Iqbal Alisyahbana menjelaskan bahwa Destana pertama dibentuk pada April 2022 di Desa Jungai, Kecamatan RKT Prabumulih dengan pertimbangan desa tersebut sering mengalami banjir pada setiap musim hujan.
Desa Jungai sering dilanda bencana banjir saat musim hujan setiap tahunnya karena daratan desa yang rendah atau hampir sama dengan permukaan Sungai Rambang.
Untuk menghadapi bencana tersebut, masyarakat desa setempat harus dibekali kemampuan daya antisipasi, pengurangan risiko, dan daya adaptasi.
BACA JUGA:Labirin Sriwijaya Kembali Digelar: Gubernur Herman Deru Harap Lahirkan Pemimpin Masa Depan
BACA JUGA:Kurban Tertib, Gubernur Herman Deru Apresiasi Gotong Royong Masyarakat
Dengan pembentukan Destana itu d!harapkan terwujud masyarakat yang tangguh menghadapi kemungkinan bencana yang terjadi dampak musim hujan itu.
Selain itu pembentukan Destana diharapkan pula terwujud masyarakat yang tangguh menghadapi kemungkinan bencana kebakaran hutan dan lahan yang biasa terjadi pada setiap musim kemarau, jelas Iqbal. (ant)