Korban menceritakan bahwa ia sedang menyukai seseorang, dan ketika pelaku bertanya tentang pandangan korban terhadap dirinya, jawaban korban dianggap merendahkan.
"Korban menyebut pelaku tidak pernah merapikan rambut, berkulit hitam, dan tidak akan memiliki pacar jika tidak dijodohkan. Perkataan itu membuat pelaku sakit hati," ujar Kombes Zain.
Dengan hati yang dipenuhi amarah, pelaku mengajak korban ke pinggir Kali Cisadane di Desa Gaga dengan dalih untuk berfoto-foto.
BACA JUGA:98 Pemain Narkoba di Musi Rawas Digulung Polisi : Disita Barang Bukti 717,6 Gram Sabu !
Sesampainya di lokasi, pelaku yang sudah mempersiapkan aksinya memukul kepala korban dengan kayu yang diambil di sekitar TKP.
Setelah dipukul, korban sempat melawan dan meronta. Namun, pelaku yang gelap mata membekap mulut korban dan terus memukul wajahnya hingga korban tak bergerak.
Pelaku kemudian menyeret tubuh korban ke semak-semak dan meninggalkannya di lokasi. Untuk melarikan diri, pelaku menggunakan sepeda motor milik korban.
Setelah jasad korban ditemukan oleh warga, identitasnya segera diungkap oleh polisi melalui penyelidikan intensif.
Berdasarkan informasi dari saksi-saksi, pelaku diketahui sebagai orang terakhir yang terlihat bersama korban.
Dalam penyelidikan, polisi menemukan bahwa pelaku telah menggadaikan sepeda motor korban ke temannya.
Bukti ini menjadi petunjuk penting yang mengarahkan polisi kepada pelaku. Ketika diinterogasi, pelaku sempat memberikan keterangan yang berbelit-belit.
Namun, setelah dilakukan pendalaman, pelaku akhirnya mengakui perbuatannya.
"Pelaku mengaku melakukan pembunuhan tersebut karena merasa sakit hati atas ucapan korban," jelas Kombes Zain.
Ancaman Hukuman Berat untuk Pelaku