Sebelumnya, Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Aksoni mengatakan pihaknya telah menyiapkan 1.200 personel untuk kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi dan telah melaksanakan simulasi penyelamatan ketika terjadi bencana.
Dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana, pihaknya juga menyiapkan alat berat untuk penanganan yang akan ditempatkan di wilayah yang masuk dalam skala prioritas berdasarkan status siaga yang akam diberlakukan di daerah nantinya.
"Syarat untuk menaikkan status bencana di provinsi harus terdapat dua daerah yang siaga dan baru diajukan ke biro hukum. Namun, musim penghujan saat ini fenomena La Ninan ini lemah menurut prediksi BMKG, mudah-mudahan tidak kuat dan bahaya," kata Aksoni.
Sementara itu, pemetaan daerah rawan banjir bandang dan tanah longsor yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Selatan (Sumsel) mendapatkan tanggapan positif dari masyarakat setempat.
Pemetaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi wilayah yang paling berisiko terdampak bencana, khususnya di musim hujan yang diperkirakan puncaknya akan terjadi pada November 2024.
Endri, salah seorang warga Kabupaten Lahat mengungkapkan, salah satu daerah yang masuk dalam pemetaan rawan banjir bandang.
"Kami merasa lebih tenang karena Pemprov Sumsel melalui BPBD sudah memetakan daerah rawan bencana, terutama yang dekat dengan sungai. Ini sangat membantu kami untuk lebih siap dan waspada, terutama ketika musim hujan datang," ujarnya, Minggu (24/11).
Warga lainnya, Siti, yang tinggal di kawasan Musi Banyuasin, juga berharap agar upaya pemetaan ini tidak hanya berhenti pada tahap identifikasi saja, namun juga diikuti dengan peningkatan infrastruktur penanggulangan bencana.
"Kami berharap pemerintah tidak hanya memetakan, tetapi juga memperbaiki saluran drainase, membangun tanggul di tempat-tempat rawan, dan memberikan edukasi lebih kepada warga tentang langkah-langkah yang harus diambil saat bencana datang," tutur Siti.
Sedangkan nenurut beberapa warga Sumsel lainnya , pemetaan ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan.
Namun, mereka juga menginginkan adanya upaya lebih dalam bentuk simulasi bencana yang melibatkan masyarakat, serta penyediaan fasilitas darurat seperti tempat pengungsian dan stok bantuan yang lebih memadai.
Di sisi lain, beberapa warga juga berharap agar BPBD Sumsel terus melakukan pemantauan secara berkala terhadap kondisi cuaca dan ketinggian sungai, mengingat wilayah Sumsel yang rawan terhadap banjir kiriman dari daerah hulu dan pengaruh pasang surut air laut di wilayah pesisir.
"Kami harap BPBD tidak hanya saat musim hujan, tetapi juga terus memantau kondisi terkini untuk memberikan informasi yang jelas dan tepat kepada masyarakat," kata Andi, warga Ogan Komering Ulu (OKU).
Pemerintah Provinsi Sumsel melalui BPBD sendiri telah menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana hidrometeorologi.
BPBD juga berjanji akan meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat tentang potensi bencana serta cara-cara mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko bencana.
"Dengan langkah-langkah pemetaan ini, saya selaku masyarakat berharap agar risiko bencana dapat diminimalisir, dan mereka dapat menghadapi musim hujan dengan lebih siap dan waspada, " tandasnya.