Kondisi ini dapat memengaruhi pola hujan di Indonesia.
Suhu muka laut yang lebih hangat dari biasanya di perairan Indonesia juga meningkatkan potensi hujan lebat hingga awal 2025.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengungkapkan adanya dua bibit siklon tropis yang saat ini berkembang di Samudra Hindia.
BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG 12 November 2024 : Hujan Akan Mengguyur di Sebagian Besar Wilayah Indonesia !
“Bibit Siklon Tropis 96S berada di sebelah barat daya Bengkulu, sementara Bibit Siklon Tropis 99B terletak di sebelah barat Aceh,” jelasnya.
Kedua bibit siklon tersebut diperkirakan dapat memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap cuaca di wilayah Indonesia bagian barat.
Dampaknya bisa berupa peningkatan curah hujan, angin kencang, hingga gelombang tinggi di perairan sekitar.
Selain siklon tropis, BMKG juga mencatat aktivitas fenomena atmosfer lainnya seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby, dan Gelombang Kelvin.
Fenomena-fenomena ini dapat memperkuat potensi cuaca ekstrem dalam beberapa pekan ke depan.
Guswanto menjelaskan bahwa dampak fenomena ini bisa berupa hujan lebat yang disertai petir atau kilat, angin kencang, hingga potensi banjir di beberapa daerah.
“Ini adalah kombinasi dari faktor global dan lokal yang memperkuat intensitas cuaca di Indonesia,” ujarnya.
Menghadapi puncak musim hujan dan potensi cuaca ekstrem, BMKG mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan.
Dwikorita menekankan pentingnya antisipasi dini oleh semua pihak, termasuk masyarakat, pemerintah daerah, dan instansi terkait.
“Kami mengimbau masyarakat untuk memperbarui informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG dan segera mengambil langkah mitigasi, terutama di daerah yang rawan banjir dan longsor,” kata Dwikorita.
Selain itu, pemerintah daerah diimbau untuk memastikan kesiapan infrastruktur, seperti saluran air, pompa banjir, dan jalur evakuasi. Penanganan dini terhadap dampak cuaca ekstrem dapat membantu mengurangi risiko kerugian dan korban jiwa.